Home » Sejarah » Sejarah Zaman Megalitikum | Pengertian, Ciri & Peninggalannya

Sejarah Zaman Megalitikum | Pengertian, Ciri & Peninggalannya

Halo Sobat Genemil! Dalam kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai zaman megalitikum, mulai dari pengertian, jenis manusia, ciri kehidupan, cara hidup, hingga peninggalannya di Indonesia dan dunia.

Rangkuman terkait zaman megalitikum ini sumbernya dikutip dari buku berjudul “Sejarah Indonesia Masa Pra-Aksara” penulis bernama Drs. Herimanto, M.Pd., M.Si.

Oke langsung saja, silahkan Anda simak ya penjelasan lengkapnya hingga akhir!

Perlu Anda ketahui, bahwa pada masa megalitikum adalah salah satu dari 4 tahap di kehidupan zaman batu.

Yakni mulai dari zaman Paleolitikum (jaman Batu Tua), zaman Mesolitikum (jaman Batu Tengah), Neolitikum (jaman batu muda) dan Megalitikum (jaman batu besar).

Jadi apa sih pengertian dari zaman Megalitikum itu?

Pengertian Zaman Megalitikum

pengertian zaman megalitikum
pexels.com

Di Zaman Megalitikum ini manusia sudah dapat membuat hasil kebudayaan yang bahannya terbuat dari batu batu besar.

Disebut sebagai kebudayaan Megalitikum, sebab seluruh alat yang dipakai maupun dihasilkan adalah berasal dari batu-batu yang berukuran besar.

Sedangkan secara etimologi, istilah Megalitikum ini berasal dari 2 kata dalam bahasa Yunani yaitu”Mega” yang berarti dan “Lithos” yang berarti mempunyai makna batu.

Jenis Manusia Zaman Megalitikum

Terdapat 2 jenis manusia purba di masa Megalitikum, yakni jenis Mongoloid dan Australomelanesid. Mengapa bisa ada 2?

Hal ini karena manusia purba yang ditemukan di zaman megalitikum berbeda-beda untuk setiap daerah dan tidak ditemui rangka manusia purba yang betul-betul utuh.

Berdasarkan dari bukti temuan yang telah dilakukan oleh para arkeolog, maka boleh disimpulkan bahwa manusia purba telah berhasil ditemukan di Indonesia bagian barat.

Sama juga dengan manusia purba yang ditemukan di wilayah Asia Tenggara (berciri-ciri Mongoloid).

Sedangkan, untuk di Indonesia bagian timur manusia purbanya lebih condong memiliki ciri-ciri seperti Australomelanesid.

Ciri Kehidupan Manusia Purba Zaman Megalitikum

ciri kehidupan manusia purba zaman megalitikum
infoana.com

Untuk kehidupan manusia purba di era Megalitikum telah mulai memproduksi bahan makanannya sendiri.

Jadi tidak hanya memakainya saja, melainkan sudah dapat mengolahnya sendiri.

Sedangkan untuk penemuan-penemuan baru di masa ini yakni penguasaan sumber-sumber alam.

Misalnya menemukan tumbuhan yang dapat diolah dan telah dapat menjinakkan hewan.
Namun, kebiasaan dalam berburu hewan di hutan tetap mereka dilakukan.

Sementara untuk kehidupan sosial di jaman megalitikum yakni mereka hidup dengan kelompok-kelompok yang besar.

Hal itu terjadi sebab sudah adanya pertanian dan peternakan, sehingga untuk populasi penduduk yang menetap pun kian semakin bertambah.

Apalagi ditambah dengan makanan yang tersedia lebih banyak, menjadikan kehidupan sosial pada jaman megalitikum ini menjadi lebih tertata rapi dan mereka menetap (tidak berpindah dari suatu tempat ke tempat lain).

Ciri-Ciri Zaman Megalitikum

  • Terdapat di fosil-fosil yang ditemukan, mengungkapkan bahwa manusia purba pada saat itu telah mengenal pembagian kerja,
  • Mempunyai pemimpin (kepala suku), dan juga sudah mengenal serta memanfaatkan logam sebagai peralatan sehari-hari.
  • Telah menerapkan sistem bercocok tanam.
  • Sudah mempunyai norma-norma dan sistem hukum rimba (primus interprecis) yakni memilih pemimpin yang terkuat.

Baca juga: Apa Itu Zaman Paleolitikum?

Cara Hidup Manusia di Era Megalitikum

cara hidup manusia di era megalitikum
uponourstar.com

Manusia di masa megalitikum ini telah banyak melakukan aktivitas di kehidupannya atau boleh dibilang sudah mempunyai banyak aktivitas.

Contohnya seperti bercocok tanam dan mengumpulkan makanannya sendiri.

Kehidupan manusia di masa Megalitikum mempunyai ciri-ciri utama, yakni mereka sudah dapat membuat hasil kebudayaan dari bahan batu batu yang berukuran besar.

Sedangkan,kalau pada kehidupan pada zaman Megalitikum di Indonesia mereka meninggalkan beberapa bukti dari keberadaannya.

Bukti yang ada meliputi 19 situs Megalitikum yang ada di Sumatera Utara.

Dimana situs ini memiliki bentuk sekumpulan patung yang dibuat dengan cara pahat.

Lalu bukti lainnya adalah seperti kegiatan dalam pembuatan batu besar yang tujuannya adalah untuk memperingati kematian orang penting di Nias.

Kemudian untuk bukti ke 3 yakni, kegiatan kubur batu yang dilangsungkan di Sumba Nusa Tenggara Timur (NTT), dan dimana kegiatan ini masih di ritualkan di beberapa perkampungan disana.

Kepercayaan Pada Masa Megalitikum

Setidaknya terdapat 3 kepercayaan yang dianut di masa Megalitikum ini, diantaranya yaitu:

1. Animisme

Kepercayaan animisme adalah mereka yang menyembah roh-roh nenek moyang mereka.

Manusia purba pada jaman ini beranggapan bahwa setiap benda baik yang hidup maupun mati tentunya memiliki roh.

Roh ini biasa disebut sebagai nyawa para leluhur mereka yakni seperti kepala suku, pendeta, dan lainnya yang dianggap suci dan wajib untuk disembah.

2. Dinamisme

Kepercayaan berikutnya dinamisme adalah mereka yang menyembah benda-benda yang dianggap mempunyai kekuatan gaib seperti senjata keris.

Dimana benda-benda tersebut dipercaya bisa memberikan pengaruh baik untuk kehidupan di masyarakat.

3. Totemisme

Kemudian Totemisme adalah mereka yang menyembah binatang-binatang tertentu yang mempunyai kekuatan lebih dari manusia, seperti singa, harimau, gajah, buaya, dan binatang lainnya.

Sejarah Kebudayaan Zaman Megalitikum

Sejarah Kebudayaan Zaman Megalitikum
goodnewsfromindonesia.id

Kalau di Indonesia, berdasarkan pendapat dari Van Heine Geldern kebudayaan megalitikum terbagi menjadi 2 golongan / penyebaran yakni:

1. Megalitikum tua

Dimana penyebarannya pada zaman Neolitikum di Indonesia pada tahun 2500 hingga 1500 SM.

Untuk hasil dari kebudayaan jaman megalitikum tua ini adalah seperti:

Arca-arca, Statis, Menhir, Punden berundak-undak.

Sementara hasil kebudayaan dari zaman batu besar ini adalah dipengaruhi oleh kebudayaan kapak persegi.

2. Megalitikum muda

Dimana penyebarannya pada zaman Perunggu di Indonesia pada tahun 1000 hingga 100 SM.

Hasil kebudayaan zaman batu besar ini adalah seperti:

Arca, Kubur peti batu, Waruga, Sarkofagus dan Dolmen.

Sementara hasil kebudayaan di jaman Megalitikum ini adalah dipengaruhi oleh kebudayaan Dongson (kebudayaan Deutro Melayu).

Dari pernyataan uraian diatas, telah dibuktikan dengan adanya beberapa penemuan bangunan batu besar seperti :

  • Kuburan batu pada masa prasejarah
  • Banyak ditemukan manik-manik
  • Alat-alat perunggu dan besi.

Biasanya hasil dari kebudayaan megalithikum ini tidak dikerjakan secara halus, namun hanya diratakan secara kasar, yang pada intinya hanya untuk memperoleh bentuk yang diperlukan.

10 Peninggalan Prasejarah Zaman Megalitikum di Indonesia

Peninggalan Prasejarah Zaman Megalitikum di Indonesia
attoriolong.com

Pada zaman ini manusia purba yang berpenghuni membuat berbagai hasil karya dalam menunjang keperluan hidupnya adalah:

  • Meganthropus Paleojavanicus
  • Pithecanthropus Erectus
  • Pithecanthropus Mojokertensis dan Pithecanthropus Soloensis.

Bukti-bukti dari peninggalan prasejarah pada zaman Megalitikum ini masih dapat dijumpai hingga sekarang ini dan turut memberikan penegasan terkait keberadaan zaman ini dan penghuninya.

1. Dolmen

dolmen
cliffsofmoherhotel.com

Dolmen merupakan bangunan peninggalan yang bahannya terbuat dari batu yang memiliki bentuk besar, pipih dan horizontal.

Dimana ini digunakan sebagai tempat untuk sesaji dan tempat pemujaan kepada nenek moyang yang kadang juga berfungsi untuk penutup sarkofagus.

Biasanya Dolmen ini diletakkan pada lokasi yang dianggap keramat atau di tempat yang kerap dilakukan untuk upacara pemujaan bagi leluhur purba.

Kadang juga di bawah Dolmen ini digunakan sebagai tempat untuk meletakkan mayat supaya tidak dimakan oleh binatang buas.

Penemuan Dolmen sebagai peninggalan prasejarah pada Zaman Megalitikum banyak ditemukan di Besuki, Jawa Timur yang dikenal dengan sebutan Pandhusa.

2. Kubur Batu

kubur batu
attoriolong.com

Jenis peninggalan pada masa Megalitikum ini adalah tempat untuk menyimpan jenazah yang bahannya terbuat dari batu.

Biasanya dipakai untuk tempat penguburan (stonecists) bagi para tetua di lingkungan masyarakat masa itu.

Untuk bentuknya sendiri adalah menyerupai bangunan kuburan yang dapat dilihat di masa sekarang ini.

Karena sebagian besar kubur batu ini terletak membujur dari arah timur ke barat.

Sehingga banyak ditemui di Bali, Pasemah (Sumatera selatan), Cepu (Jateng), Cirebon (Jabar), dan Wonosari (Yogyakarta).

3. Sarkofagus

sarkofagus
cerdika.com

Sarkofagus ini adalah jenis peninggalan prasejarah pada masa Megalitikum yakni peti jenazah yang hampir serupa dengan alat kubur batu.

Hanya saja untuk bentuknya sendiri lebih menyerupai palung (lesung) yang terbuat dari batu utuh dan mempunyai penutup.

Biasanya pada dinding muka sarkofagus ini terdapat ukiran manusia / binatang yang dianggap mempunyai kekuatan magis ketika itu.

Untuk penemuan sarkofagus ini di Indonesia banyak ditemui di Bondowoso (Jawa Timur) dan Bali.

4. Punden Berundak

punden berundak
palghunanet.files.wordpress.com

Punden Berundak ini merupakan bangunan yang disusun secara bertingkat.

Hal itu dimaksudkan untuk melakukan pemujaan bagi roh nenek moyang yang kemudian menjadi konsep dasar dari candi-candi di masa Hindu Budha.

Untuk struktur dasar dari punden berundak ini ditemukan di situs-situs purbakala.

Dimana berasal dari periode kebudayaan Megalith – Neolitikum di masa pra Hindu – Budha masyarakat Astronesia.

Selain itu juga ditemukan bahwa punden berundak ini telah digunakan untuk bangunan-bangunan dari periode berikutnya sampai masuknya Islam ke Nusantara.

Sementara untuk penyebaran punden berundak ini tercatat mulai dari Nusantara hingga Polinesia.

Meskipun di kawasan Polinesia adalah berupa struktur yang dikenal dengan sebutan nama Marae oleh orang Maori, yang tak selalu berupa undakan.

Contoh punden berundak yang digunakan adalah di:

  • Candi Borobudur
  • Candi Ceto
  • Kompleks pemakaman raja-raja Mataram di Imogiri.

5. Menhir

menhir
pixabay.com

Menhir yaitu salah satu peninggalan sejarah dengan bentuk tugu batu yang tegak dan sengaja dilokasikan di satu tempat untuk memperingati orang yang telah meninggal.

Selain itu, batu ini digunakan sebagai media penghormatan dan lambang bagi orang-orang yang meninggal tersebut.

Batuan menhir hampir mirip dengan dolmen dan cromlech, yang asalnya dari periode Neolitikum yang banyak ditemui di negara Inggris, Perancis, Irlandia, Italia dan Spanyol.

Menhir ini juga disebut sebagai megalith (batu besar) sebab ukurannya yang besar tersebut.

Situs menhir ini dipercaya oleh para ahli dipakai untuk tujuan religius yang bermakna simbolis dalam menyembah nenek moyang mereka.

6. Arca Batu

arca batu
yuksinau.id

Pada beberapa wilayah Indonesia juga banyak ditemui arca batu, diantaranya adalah di Sumatera Selatan, Pasemah dan Sulawesi Tenggara.

Untuk bentuknya sendiri bisa menyerupai seperti binatang atau manusia yang memiliki ciri negrito.

Sementara untuk di Pasemah terdapat arca yang dinamakan sebagai Batu Gajah.

Yaitu sebongkah batu besar bulat yang diatasnya terdapat pahatan wajah manusia.

Ada kemungkinan bahwa pahatan tersebut merupakan perwujudan dari nenek moyang yang sering dijadikan sebagai objek pemujaan.

Arca ini kalau dalam agama Hindu yakni sama dengan Murti (Murthi), yang merujuk pada citra yang menggambarkan roh (jiwa) Ketuhanan.

Murti merupakan suatu wujud dari aspek Ketuhanan (dewa-dewi), yang fungsinya adalah sebagai sarana untuk berkonsentrasi terhadap Tuhan dalam aktivitas pemujaan.

7. Waruga

waruga
wikimedia.org

Peninggalan pada zaman Megalitikum ini yaitu kubur batu yang tidak bertutup dan banyak ditemui melalui situs di Gilimanuk, Bali.

Waruga yakni kubur dari leluhur orang Minahasa, dimana terbuat dari batu dengan terdiri dari 2 bagian.

Yakni atasnya berbentuk seperti segitiga yang serupa dengan bubungan atap rumah dan untuk bagian bawahnya adalah berbentuk kotak dengan ruang di tengahnya.

8. Batu Lumpang

batu lumpang
masalewathome.files.wordpress.com

Peninggalan yang satu ini merupakan struktur batu yang di tengahnya memiliki cekungan dari hasil kebudayaan Megalitikum.

Selain itu, juga dengan nama batu berlubang, yang fungsinya adalah sebagai alat upacara bagi arwah para leluhur.

Yang sering digunakan dalam pembuatan makanan bagi persembahan kepada leluhur.

Untuk tempat penemuan batu lumpang ini terletak di Situs Pasir Lulumpang di Garut (Jawa Barat) dan Situs Patakan di Lamongan (Jawa Tengah).

9. Batu Dakon

batu dakon
attoriolong.com

Selain Batu Dakon juga dikenal dengan nama batu congklak, dimana batu dakon ini adalah prasasti yang terbuat dari bahan batu.

Batu ini mempunyai beberapa cekungan di permukaan bagian atasnya. Untuk Batu dakon ini sendiri dapat ditemui di Purbalingga dan Bogor.

10. Batu Kenong

batu kenong
attoriolong.com

Selanjutnya hasil dari kebudayaan Megalitik ini adalah berupa batu yang bentuknya silinder (bulat) dan mempunyai tonjolan pada bagian atasnya.

Untuk bentuknya pun hampir mirip dengan musik gamelan kenong, dan dapat kita temui di Kreongan Jember serta Bondowoso.

Situs Megalitikum Indonesia

Terdapat beberapa peninggalan prasejarah di zaman Megalitikum yang dapat dilihat dari berbagai situs yang ada di Indonesia, diantaranya:

  • Situs Pasemah

Untuk lokasi situs ini berada yakni di kawasan Dataran Tinggi Pasemah, Pegunungan Bukit Barisan, provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Ada 2 batu yang mencolok pada situs ini, yakni batu yang berbentuk manusia dengan bertubuh tambun yang sedang membungkuk dan kepalanya menghadap ke depan dengan posisi sedikit menengadah.

Sedangkan batu yang satunya lagi yakni berbentuk gajah. Ada pula arca batu besar, tembikar, alat-alat batu, bilik batu dan menhir.

  • Situs Gunung Padang

Situs ini letaknya berada di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar) dan menjadi salah satu situs peninggalan prasejarah di jaman Megalitikum terbesar di benua Asia (Asia Tenggara).

Untuk tinggi dan luas situs Gunung Padang ini pertama kali ditemukan pada tahun 1914 oleh Belanda.

Sehingga diperkirakan melebihi Candi Borobudur dan lebih tua dibandingkan Piramida Giza.

Konon katanya bahwa situs ini dipercaya merupakan salah satu dari tahta Prabu Siliwangi yang saat itu memerintah Pajajaran.

  • Situs Kampung Bena, NTT

Untuk Kampung Bena ini sendiri letaknya berada di Kabupaten Benawa, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Merupakan daerah pemukiman yang telah ada sejak jaman Megalitikum yang hingga kini masih bertahan sampai sekarang.

Bahkan masyarakatnya pun masih mempraktikkan tradisi dan budaya yang telah ada sejak 1200 tahun lalu di kampung yang dikelilingi oleh Gunung Inerie ini.

Untuk penduduk yang tinggal di Kampung Bena yakni terbagi menjadi 9 klan yaitu:

  1. Dizi
  2. Dizi Azi
  3. Wahtu
  4. Deru Lalulea
  5. Deru Solamae
  6. Ngada
  7. Khopa
  8. Ago
  9. Bena yang menjadi pendiri kampung.

Setiap klan hidup pada tingkat yang berbeda, dimana klan Bena merupakan klan yang dianggap paling tua di tengah.

Sedangkan untuk rumah tradisional penduduk ini adalah berjumlah 40 buah dengan mengelilingi sebuah struktur dari batu.

6 Peninggalan Prasejarah Zaman Megalitikum di Dunia

Untuk peradaban di era megalitikum mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda untuk di setiap negara.

Struktur ataupun bentuk monumen bangunan megalitik pada setiap wilayah ini pun merupakan ciri khas yang lebih mendasar.

Bangunan megalitikum ini bisa kokoh dan berdiri sampai sekarang, sebab mempunyai struktur dengan bebatuan yang keras serta kokoh.

Faktor didirikannya bagunan ini pada masa megalitikum diantaranya adalah sebagai tempat untuk :

  • Penguburan kaum elit
  • Pemakaman massal
  • Tempat pertemuan
  • Sarana pemujaan
  • Penanda wilayah.

Kata Megalitikum ini memiliki arti zaman batu besar, dimana kata ini dipakai untuk merujuk struktur kumpulan batu-batu yang memiliki ukuran besar dengan buatan manusia.

Untuk monumen megalitikum yang dibangun adalah sekitar 6000 sampai 4000 tahun lalu, yakni selama zaman perunggu.

Berikut ini adalah beberapa peninggalan zaman megalitikum di dunia diantaranya ;

1. Cairns

Cairns ini merupakan gundukan bebatuan / tanah yang menumpuk hingga membentuk seperti bukit sebagai tempat untuk pemujaan ataupun pemakaman.

Lokasi: Terletak pada Priddy Nine Barrows, Silbury Hill & Maeve’s Cairn di Inggris, Maikop di Rusia, Cairn of Gavrinis di Perancis, Serpent Mound di Amerika Serikat dan Niya di China.

2. Cromlech

Cromlech, obelisk dan menhir atau disebut sebagai batu berdiri yang besar.

Lokasi: Letaknya pada Morbihan Coast di Perancis, Drizzlecombe di Inggris, dan Axum di Ethiopia.

3. Woodhenges

Woodhenges merupakan sebuah monumen yang bentuknya yaitu lingkaran konsentris dari tiang kayu.

Lokasi: Terletak pada Cahokia Mounds di Amerika Serikat, Stanton Drew dan Woodhenge di Inggris.

4. Cycloliths

Cycloliths (lingkaran batu) merupakan monumen bundar yang bahannya terbuat dari batu yang berdiri bebas.

Lokasi: Terletak pada Rollright Stones, Yellowmeade, Stonehenge, Moel Ty Uchaf, Cairn Holy, Cincin Brodgar, Labbacallee, Stones of Stenness yang semuanya di Inggris.

5. Quoits

Quoits merupakan 2 lempengan batu atau lebih sebagai tempat untuk pemakaman.

Lokasi: Letaknya pada Spinsters Rock Chun Quoit, Llech Y Tripedd yang semuanya berada di Inggris.

6. Fogou

Fogou merupakan sebuah lorong bawah tanah dengan memiliki dinding batu.

Lokasi: Terletak pada Pendeen Van Fogou dan Tinkinswood di Inggris.

Sementara untuk perbedaan antara peninggalan megalitikum di Indonesia dengan negara lainnya adalah struktur bebatuan dan juga bentuk seni megalitik.

Sedangkan untuk kesamaan megalitik di dunia yakni sama-sama sebagai tempat untuk pemujaan dan pemakaman.

Untuk manusia pendukung pada jaman megalitikum lebih didominasi oleh homo sapiens, dimana ini merupakan nenek moyang kita.

Sehingga hasil budaya megalitikum yaitu kebudayaan bangunan / monumen yang bahannya terbuat oleh batu.

***

Demikianlah pembahasan kita kali ini mengenai Zaman Megalitikum yang dapat Genemil sampaikan. Semoga bisa bermanfaat bagi Anda para pembaca.

Cukup sekian dan terima kasih!

Leave a Comment