Home » Definisi » Pengertian Fermentasi dan Bagaimana Fermentasi Terjadi

Pengertian Fermentasi dan Bagaimana Fermentasi Terjadi

Fermentasi adalah proses biokimia yang melibatkan perubahan senyawa organik oleh mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur.

Fermentasi telah digunakan oleh manusia selama ribuan tahun dalam produksi makanan dan minuman seperti roti, bir, dan keju. Selain itu, fermentasi juga digunakan dalam produksi bahan bakar bio dan obat-obatan.

Bagaimana Fermentasi Terjadi?

Fermentasi terjadi ketika mikroorganisme memecah senyawa organik menjadi zat yang lebih sederhana. Proses ini tidak membutuhkan oksigen dan biasanya terjadi dalam kondisi anaerobik.

Mikroorganisme ini menghasilkan enzim yang memecah senyawa organik menjadi senyawa sederhana, seperti asam laktat atau etanol.

Mikroorganisme juga membutuhkan nutrisi untuk tumbuh dan berkembang. Nutrisi yang dibutuhkan tergantung pada jenis mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi.

Contohnya, bakteri asam laktat membutuhkan gula sebagai sumber karbon dan energi.

Jenis-jenis Fermentasi

Ada banyak jenis fermentasi yang terjadi di alam. Beberapa jenis fermentasi termasuk:

  • Fermentasi alkoholik, terjadi ketika khamir memecah gula menjadi etanol dan karbon dioksida.
  • Fermentasi asam laktat, terjadi ketika bakteri asam laktat memecah gula menjadi asam laktat.
  • Fermentasi asam asetat, terjadi ketika bakteri mengubah asam piruvat menjadi asam asetat.
  • Fermentasi propionat, terjadi ketika bakteri propionat memecah asam piruvat menjadi asam propionat.
  • Fermentasi butirat, terjadi ketika bakteri butirat memecah asam piruvat menjadi asam butirat.

Manfaat Fermentasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Fermentasi memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa manfaatnya termasuk:

  • Fermentasi digunakan dalam produksi makanan dan minuman seperti roti, keju, bir, dan yoghurt.
  • Fermentasi digunakan dalam produksi bahan bakar bio seperti etanol dari jagung dan tebu.
  • Fermentasi digunakan dalam produksi obat-obatan seperti antibiotik dan insulin.
  • Fermentasi digunakan untuk mengawetkan makanan seperti asinan buah dan sayuran.
  • Fermentasi digunakan dalam penyaringan limbah untuk menghilangkan zat-zat berbahaya seperti amonia dan nitrit.

Perbedaan Antara Fermentasi dan Respirasi

Meskipun fermentasi dan respirasi melibatkan perubahan senyawa organik menjadi energi, keduanya memiliki perbedaan utama. Perbedaan tersebut termasuk:

  • Fermentasi menggunakan senyawa organik sebagai sumber energi, sementara respirasi menggunakan oksigen sebagai sumber energi.
  • Fermentasi menghasilkan produk akhir yang berbeda-beda tergantung pada jenis mikroorganisme yang terlibat, sementara respirasi menghasilkan air, karbon dioksida, dan energi.
  • Respirasi menghasilkan lebih banyak energi dibandingkan dengan fermentasi.

Pengaruh Fermentasi pada Kesehatan

Fermentasi memiliki pengaruh yang positif pada kesehatan manusia. Beberapa manfaatnya termasuk:

  • Makanan yang difermentasi seperti yoghurt dan kimchi mengandung bakteri baik yang membantu memperbaiki sistem pencernaan.
  • Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi makanan yang difermentasi dapat menurunkan risiko penyakit seperti diabetes, kanker, dan penyakit jantung.
  • Bakteri baik yang terdapat pada makanan yang difermentasi dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Persiapan Bahan untuk Fermentasi

Sebelum melakukan fermentasi, bahan harus disiapkan dengan benar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan termasuk:

  • Bahan yang sudah busuk atau tidak segar tidak boleh digunakan dalam fermentasi karena dapat mempengaruhi hasil akhir dan bahkan berbahaya untuk dikonsumsi.
  • Bahan yang digunakan dalam fermentasi harus bersih dan bebas dari kotoran atau bakteri berbahaya.
  • Beberapa jenis fermentasi memerlukan pengaturan suhu yang tepat agar mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Cara Melakukan Fermentasi

Terdapat beberapa cara untuk melakukan fermentasi, tergantung pada jenis bahan dan produk yang ingin dihasilkan. Beberapa cara meliputi:

  • Fermentasi spontan terjadi ketika mikroorganisme secara alami terdapat pada bahan yang akan difermentasi, seperti pada pembuatan kefir atau anggur. Proses ini memerlukan waktu yang lebih lama dan hasilnya dapat bervariasi tergantung pada kondisi lingkungan dan jenis mikroorganisme yang terlibat.
  • Fermentasi dengan starter melibatkan penambahan mikroorganisme yang sudah dikulturkan sebelumnya ke dalam bahan yang akan difermentasi. Starter biasanya berupa ragi atau bakteri baik tertentu.
  • Fermentasi anaerobik dilakukan tanpa adanya oksigen. Proses ini digunakan dalam pembuatan tempe atau kimchi.

Kesimpulan

Fermentasi merupakan proses alami yang telah digunakan manusia sejak ribuan tahun yang lalu untuk menghasilkan berbagai jenis makanan dan minuman.

Proses ini melibatkan mikroorganisme seperti bakteri, ragi, dan jamur untuk mengubah senyawa organik menjadi produk akhir yang berbeda-beda tergantung pada jenis mikroorganisme yang terlibat.

Fermentasi juga memiliki pengaruh positif pada kesehatan manusia dan telah digunakan dalam pengolahan limbah. Persiapan bahan yang benar dan pengaturan suhu yang tepat sangat penting dalam melakukan fermentasi.

Terdapat beberapa cara untuk melakukan fermentasi, termasuk fermentasi spontan, fermentasi dengan starter, dan fermentasi anaerobik.

Leave a Comment