Home » Kesenian » Sejarah Tari Ketuk Tilu | Makna, Gerakan, Properti & Pola Lantai

Sejarah Tari Ketuk Tilu | Makna, Gerakan, Properti & Pola Lantai

Tari ketuk tilu berasal dari daerah Jawa Barat yang masih dilestarikan hingga saat ini. Tarian ini adalah salah satu cikal bakal tari Jaipong yang berasal dari jawa barat juga.

Dimana, tarian ini termasuk dalam kesenian tari tradisional pergaulan maupun hiburan.

Biasanya, tari ini akan dipertunjukan saat acara besar seperti upacara adat, pernikahan, hiburan dan lain sebagainya.

Akan tetapi, tari ini juga mempunyai keterkaitan yang sakral di suatu acara adat tertentu. Seperti upacara adat yang ingin memanggil roh leluhur sebagai meminta permohonan atau meminta kekayaan.

Sejarah Munculnya Tari Ketuk Tilu

Pada awalnya, ketuk tilu menjadi salah satu upacara yang sering dilakukan masyarakat sunda untuk menyambut panen padi sebagai ucapan rasa syukur maupun terima kasih pada Dewi Sri.

Upacara sakral tersebut dilakukan oleh masyarakat sunda pada malam hari.

Dimana, caranya dengan mengarak seorang gadis desa yang dibawa ke sebuah tempat yang luas. Kemudian, gadis tersebut diarahkan dengan iringan alat musik dan bunyi khas tradisional sunda.

Tetapi, dengan perkembangan zaman, upacara ini bukan cuma dilakukan untuk menyambut panen padi saja, melainkan bisa juga dipentaskan untuk hiburan masyarakat, penyambutan tamu dan lain sebagainya.

Selain itu, tarian ini juga dianggap bisa mengumpulkan dan meningkatkan kebersamaan warga.

Sehingga bisa dijadikan sebuah tari pergaulan yang sangat banyak ditampilkan di acara pernikahan sunda dan hiburan penutup.

Yuk, kepoin juga: Sejarah Tari Kecak

Gerakan Tari Ketuk Tilu

Secara istilah, ketuk tilu dikenal dengan 3G (Geol, Gitek, Goyang) yang melambangkan kesuburan.

Dimana, tarian ini dapat ditampilkan oleh seorang wanita Sunda yang sangat energik, lincah dan pantang menyerah dengan sisi keanggunan dan kelembutan yang dimiliki dirinya.

Terdapat berbagai macam gerak tari ketuk tilu, misalnya seperti gerakan bayang kehidupan wayang, bajing loncat, depok, ban karet, langkah opat, oray-orayan dan lain sebagainya.

Walaupun nama gerakannya bisa dibilang unik, namun memiliki makna tersirat di dalamnya, antara lain yaitu:

1. Gerakan Bayang Kehidupan Wayang

pada gerakan ini menggambarkan tentang kisah bayangan manusia yang ada di masa buruk nya.

Dimana, gerakan ini biasa dimainkan dengan diayunkan sedikit oleh penari. 

2. Gerakan Ketangkasan Kehidupan

Gerakan yang kedua yaitu ketangkasan kehidupan. Sesuai dengan namanya, yang mana gerakan ini dilakukan secara tegas dan sangat cepat.

Gerakan ini menggambarkan tentang menjalani kehidupan sehari-hari dengan memiliki ketangkasan. Hal ini di lakukan supaya dapat dilalui dengan sigap, tegas dan cepat.

3. Gerakan Emprak

Gerakan ini menggambarkan tentang manusia yang berada di bumi dan harus membumi. Maksud dari katanya, yaitu dimana bumi dipijak, disitulah langit dijunjung.

4. Gerakan Gibas

Gerakan berikutnya yaitu gerakan gibas yang menceritakan tentang manusia yang senantiasa waspada dari segala ancaman dan marabahaya.

5. Gerakan Jaga Diri Irama

Pada gerakan ini menceritakan tentang kehidupan manusia yang harus senantiasa dalam menjaga diri dan membentengi diri dari segala hal apapun.

Sedangkan, iramanya memiliki makna yaitu berjalan sesuai dengan jalurnya.

6. Gerakan Depok

Gerakan yang menceritakan tentang manusia yang harus tetap berpegang teguh dalam pendiriannya masing-masing meski harus dipaksakan.

7. Gerakan Tutup

Selanjutnya yaitu gerakan tutup. Dimana, penari harus melakukan posisi memasang kuda-kuda untuk menangkis hal-hal buruk yang akan terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

8. Gerakan Gentus

Gerakan yang terakhir yaitu gentus. Dimana, gerakan ini mempunyai makna, yaitu kita harus bisa mempertahankan diri dan melawan segala ancaman dari musuh.

Properti dalam Tari Ketuk Tilu

Biasanya, properti ini sering digunakan pada saat di pertunjukan.  Namun, untuk properti tari ketuk tilu terbagi menjadi dua, antara lain yaitu: 

1. Alat Musik

Terdapat tiga buah ketuk alat musik pengiring, yaitu ketuk yang berirama seperti rebab, kendang indung (gendang besar) dan kendang kulanter (gendang kecil).

Kemudian, untuk iramanya biasanya ditambahkan bunyi kecrekan dan gong supaya lebih ceria.

2. Busana

Tarian ini ditampilkan secara berpasangan oleh pria dan wanita. Nah, untuk busana yang digunakan para pria biasanya sering menggunakan warna yang gelap.

Kemudian untuk bagian bawahnya seperti celana pangsi yang dilengkapi dengan atribut berupa sabuk dan golok.

Agar terlihat gagah, maka ditambahkan dengan aksesoris lainnya seperti ikat kepala yang akan dilingkarkan di kepala penari ketuk tilu.

Sedangkan untuk wanitanya mengenakan busana seperti kebaya. Untuk bagian bawahnya biasanya menggunakan celana sinjang.

Agar tampilannya lebih menarik saat dilihat, maka wanita tersebut menggunakan berbagai jenis aksesoris seperti sabuk, selendang, gelang, kalung dan lain sebagainya.

Selain itu, rambut para penari tersebut akan disanggul dan diberi perhiasan berupa bunga yang akan di selipkan di kepalanya supaya terlihat cantik dan anggun.

Pola Lantai Tarian Ketuk Tilu

Tentu saja pola lantai menjadi salah satu poin penting dalam sebuah kesenian tari.

Namun, dalam Tari Ketuk Tilu menggunakan dua jenis pola lantai, antara lain yaitu:

1. Pola Vertikal

Pola pertama yang digunakan dalam tarian ini, yaitu pola vertikal. Dimana, penari akan bergerak maju mundur dalam pementasan tari.

Pada umumnya, pola ini mempunyai makna, yaitu harus saling menghormati sesama manusia.

2. Pola Diagonal

Pola kedua yang digunakan dalam tarian ini, yaitu pola diagonal. Penari dalam pola ini akan membuat gerakan dengan pola menyerong ke kiri dan ke kanan.

Makna Tari Ketuk Tilu

Sebenarnya, tari ini adalah sebuah cikal bakal dari tarian Jaipong. Dimana, terdapat banyak makna tersirat dan tersurat di dalamnya, antara lain yaitu:

1. Nama Ketuk Tilu

Nama tari ini berasal dari nama alat musik pengiringnya.

Alat musik tersebut terdiri dari 3 ketuk atau bonang yang dapat mengeluarkan suara, seperti: pola rebab, kendang indung (gendang besar) dan kendang kulanter (gendang kecil).

Kalau ingin menambah kemeriahannya, maka tarian ini akan diiringi dengan alat musik gong dan kecrek yang bermakna kegembiraan.

Kalau makan tersebut merupakan makna tersirat, jadi makna yang kedua yaitu makna tersurat.

Alat musik pengiring dan ekspresi para penarinya bisa dilihat bahwa tarian ini akan menampilkan kegembiraan, kesenangan dan kebahagiaan. 

Namun terlebih dahulu diawali dengan musik pengiring untuk mengumpulkan penonton. Setelah para penonton berkerumun, disitulah para penari akan memasuki pentas tari.

Bagaimana?

Apakah Anda tertarik untuk mempelajari tari ketuk tilu? Atau mungkin Anda tertarik untuk menonton pementasan tarinya?

Nah, dengan begitu, Anda harus melestarikan tarian yang ada di indonesia Indonesia, salah satunya tarian yang saya jelaskan diatas. 

Sebagai warga Indonesia terutama masyarakat sunda, maka warisan sejarah dan budaya seperti tari ini harus di kembangkan lagi agar nggak akan punah.

Hal ini disebabkan karena, tariannya mencerminkan sifat kebersamaan bangsa Indonesia. Terima kasih atas kunjungan Anda.

Leave a Comment