Home » Kesenian » Sejarah Tari Pakarena Asal Sulawesi Selatan Beserta Propertinya

Sejarah Tari Pakarena Asal Sulawesi Selatan Beserta Propertinya

Tari pakarena adalah salah satu tari kipas tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan. Dari namanya saja sudah tahu bahwa properti utama yang digunakan para penari dalam pertunjukan gerakan tari ini, yaitu kipas.

Selain itu, tarian ini juga sering dipertunjukkan di sebuah acara festival untuk memperkenalkan wilayah Gowa.

Namun saat ini tarian kipas pakarena sudah banyak mengalami perkembangan yang sangat pesat mulai dari busana yang digunakan sampai gerakannya.

Ada beberapa makna filosofis dan nilai budaya yang yang terdapat dalam tarian ini. Untuk mengetahuinya, maka perhatikan ulasan di bawah ini.

Asal Usul dan Sejarah Tari Pakarena

Sejarah Tari Pakarena
kompas.com

Tari pakarena merupakan sebuah kesenian adat yang sangat populer di Suku Bugis, Sulawesi Selatan. Dimana, terdapat beberapa versi tentang asal usul tarian ini.

Pada versi pertama menjelaskan bahwa tarian yang dikenal sebagai tari pakarena gantarang berasal dari perkampungan.

Dulunya, perkampungan tersebut merupakan kerajaan terbesar di Pulau Selayar, yaitu Kerajaan Gantarang Lalang Bata.

Pada abad ke 17 tari ini ditampilkan pertama kali saat upacara pelantikan Pangali Patta Raja sebagai Raja di Kerajaan Gantarang Lili. Saat  itu, tari ini dibawakan oleh empat orang penari.

Pada versi kedua ada yang menjelaskan bahwa dulunya tari ini bernama Sere Jaga. Tarian ini sering ditampilkan saat sebelum dan sesudah menanam padi yang  dibawakan oleh putri-putri bangsawan kerajaan.

Pada versi ketiga menjelaskan bahwa tari ini dulu menggunakan aksesoris seperti seikat padi yang saat ini sudah diganti dengan sebuah kipas.

Pada versi yang keempat ada juga yang menjelaskan tentang bagaimana kemunculan tari ini yang berkaitan dengan tumanurung atau bidadari yang turun dari kahyangan.

Tumanurung yang turun ke bumi tersebut untuk memberikan petunjuk kepada manusia seperti gerakan yang ada di dalam tari pakarena.

Sebelum pergi, penghuni kahyangan akan memberikan petunjuk kepada penduduk bumi tentang bagaimana cara bercocok tanam, berburu, menenun, berhias dan cara hidup yang dituangkan dalam gerakan tangan, kaki dan badan.

Yuk, kepoin juga: Sejarah Tari Ondel-Ondel

Properti Tari Kipas Pakarena

Properti
kompas.com

Busana dan aksesoris pada penari tarian ini biasanya menggunakan mengenakan pakaian yang terdiri dari simak-simak (ikat lengan), gelang caddi, geno (kalung), tiger ro tedong (gelang panjang), bunga warna-warni, baju, selendang, lipa sa’be (kain sutra) dan lain sebagainya.

Namun terdapat penjabaran terkait dengan pakaian dan properti dalam tarian ini, antara lain yaitu:

1. Baju Bodo 

Baju bodo adalah sebuah pakaian tradisional masyarakat Bugis, Makassar, yang dibuat dari kain kasa transparan, berlengan pendek serta dijahit bersambung menggunakan bagian lengan dalam.

Untuk panjangnya mencapai lutut orang dewasa yang bentuknya persegi empat. Selain itu, baju ini mempunyai warna-warna tertentu yang akan mencerminkan stratifikasi sosial masyarakat setempat. 

Dengan perkembangan zaman, umumnya baju ini akan digunakan dengan beragam warna lain, sehingga tampak lebih menarik di mata para penonton.

2. Sarung Dahulu

Dalam pertunjukannya, para penari akan menggunakan sarung polos berwarna putih kuning dan nggak bercorak.

Namun saat ini Kini para penari dapat menggunakan sarung dengan motif yang beragam macam. 

3. Selendang

Selendang akan disampirkan di pundak sebelah kiri para penari dan dimainkan dengan menggunakan tangan kiri.

Biasanya, warna yang untuk selendangnya disesuaikan dengan warna baju yang digunakan.

4. Kipas

Properti yang terakhir yaitu kipas yang sering dimainkan para penari dengan menggunakan tangan kanan.

Iringan Musik Pakarena

Iringan musik dalam tarian ini tampak kontradiktif dengan gerakan tarinya yang akan bermain dengan sangat kencang dan keras.

Suara alat musik tersebut seperti pemain gendang yang sedang menghentakkan alat musik membranofonnya dengan sangat energik dan bersemangat, sehingga secara sepintas suara yang terdengar nggak ada kaitannya dengan tarian.

Pada suara musik yang keras menggambarkan tentang pria masyarakat Sulawesi Selatan yang keras dan tegas dalam segala hal.

Untuk pemain gendangnya merupakan pemimpin dari kelompok musik yang dapat menentukan irama dan tempo dari lagu yang di jalankan.

Terdapat dua jenis pukulan yang terkenal dalam tabuhan gendang, yaitu gandrung dan tubuh.

Gandrung adalah pukulan gendang menggunakan stik atau bambu yang dibuat dari tanduk kerbau maupun sapi.

Sedangkan pukulan tumbu menggunakan tangan. Selain itu, ada instrumen lain dalam kelompok, yaitu gong, katto-katto dan puik-puik.

Namun untuk pemain puik-puik (sejenis alat musik tiup menyerupai preret) harus mempunyai keahlian dalam meniup secara terus menerus (circular breathing) yang disebut dengan aamai lalang.

Fungsi Tari Kipas Pakarena

Sama seperti tari lainnya yang memiliki fungsi masing-masing. Untuk tarian kipas Pakarena juga memiliki fungsi tertentu yang ada dalam setiap pertunjukannya.

Nah, apa saja sih fungsinya?

Berikut ini beberapa fungsi yang terdapat dalam tarian ini, yaitu: 

1. Tari Ritual

Menurut sejarah, tarian ini mempunyai hubungan tentang kisah antara langit atau kahyangan bumi atau penghuninya.

Biasanya, tarian ini ditampilkan sebagai bentuk tarian ritual yang bertujuan untuk ungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada bumi dan langit.

2. Tari Pengiring Raja

Zaman dulu, tarian ini berguna sebagai tarian pengiring untuk Raja Gowa. Walaupun kerajaannya sudah nggak ada saat ini, namun tetap digunakan sebagai pengiring para pemimpin daerah Gowa.

3. Sarana Dakwah

Bukan cuma untuk ritual dan pengiring saja, namun tari ini juga berfungsi sebagai media dakwah. 

Dengan melalui gerakan-gerakannya tersebut, tarian ini menggambarkan tentang kehidupan. Maksudnya, manusia perlu sabar dan nggak mudah menyerah ataupun putus asa.

4. Wujud Syukur

Fungsi selanjutnya yaitu wujud syukur.

Dimana, tarian ini awalnya dilakukan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur sebab pertanian berjalan dengan baik dan hasil panen yang melimpah ruah,

5. Sarana Hiburan

Fungsi yang terakhir dalam tarian ini yaitu sebagai sarana hiburan. Biasanya, tarian ini dipentaskan untuk media hiburan masyarakat Gowa atau para wisatawan yang berkunjung ke daerah Gowa.

Pola Lantai Tari Kipas

Tarian ini mempunyai beberapa pola lantai. Awalnya menggunakan pola lantai garis lengkung yang berbentuk melengkung kedepan, kebelakang, kesamping dan lingkaran.

Pada saat pertengahan, penari membentuk barisan lurus yang mencerminkan pola lantai garis lurus.

Sehingga garis yang gerakan yang dibentuk, seperti garis lurus lingkaran dan lengkung. 

Makna Tari Pakarena

Pada umumnya, tari pakarena menggunakan satu tangan untuk memainkan kipas.

Dimana tarian ini menggambarkan tentang wanita yang mencerminkan kasih sayang, kelembutan dan kesantunan. 

Meskipun begitu, irama musik dari tarian ini mempunyai tempo yang sangat cepat.

Di tengah pencarian, nanti akan ada gerakan memutar yang menggambarkan tentang hidup bergerak seperti roda berputar.

Meskipun tari pakarena nggak kalah dengan tarian modern. Namun, aspek keindahan di setiap gerakannya dan properti yang dimilikinya selalu menarik perhatian para penonton.

Nah, dengan begitu, Anda bisa mempelajari tarian ini untuk menambah wawasan dan tarian tersebut semakin berkembang. Terima kasih atas kunjungan Anda.

Leave a Comment