Home » Sejarah » Lengkap! Zaman Mesolitikum | Pengertian, Ciri & Peninggalannya

Lengkap! Zaman Mesolitikum | Pengertian, Ciri & Peninggalannya

Halo Sobat Genemil! Kali ini kita akan membahas sebuah materi tentang sejarah yaitu Zaman Mesolitikum.

Dimana penjelasan kali ini meliputi pengertian, ciri-ciri, peninggalan zaman mesolitikum, kebudayaan, hingga kepercayaan.

Yuk! Langsung saja kita simak penjelasan berikut hingga akhir.

Zaman prasejarah merupakan masa dimana manusia belum mengenal yang namanya tulisan. Awal mulanya zaman ini ada sejak kehidupan manusia di bumi.

Nah, sehingga di zaman prasejarah ini sama sekali tidak ditemui bukti tulisan terhadap benda-benda peninggalannya dan masa ini berakhir saat manusia sudah mengenal tulisan.

Kalau di Indonesia masa prasejarah ini berakhir di sekitar tahun 1879, dimana disitu ditemukannya Prasasti Yupa di Kalimantan Timur (Kaltim).

Pengertian Zaman Mesolitikum

pengertian zaman mesolitikum
thoughtco.com

Jika dibahas secara umum, pengertian zaman mesolitikum berdasarkan pada istilah katanya yakni “Mesolitikum”, yakni “Mesos” yang berarti tengah dan “Litos” yang berarti batu yang berasal dari bahasa Yunani.

Jadi, boleh kita simpulkan bahwa di masa mesolitikum adalah zaman batu tengah. Selain itu, periode ini juga sering disebut dengan zaman batu madya.

Zaman Mesolitikum ini diperkirakan berlangsung di 10.000 tahun silam (periode holosen). Pada era ini tentunya lebih maju daripada periode sebelumnya, yaitu Paleolitikum.

Di jaman ini manusia purba mulai hidup dengan berburu serta mengumpulkan makanan (food gathering) yang ada di alam dengan alat yang lebih baik dibandingkan zaman paleolitik.

Sedangkan kalau di Indonesia mulai timbul upaya-upaya untuk bertempat tinggal di goa-goa alam meski mereka belum sepenuhnya menetap, sebab kehidupannya masih sangat bergantung dengan alam.

Tak menutup kemungkinan bila manusia di masa ini sudah mulai bercocok tanam dengan cara yang sederhana.

Kemudian di jaman ini juga mulai terdapat kegiatan-kegiatan dengan menghasilkan sesuatu yang memang belum pernah dicapai di masa sebelumnya.

Zaman mesolitikum adalah masa dimana kegiatan berburu menjadi tidak terlalu dominan lagi, sebab dengan mengumpulkan tumbuh-tumbuhan dan hasil laut kini kian menjadi sangat penting.

Dengan adanya perkembangan ini menjadi penanda berakhirnya masa paleolitikum dan mulainya masa mesolitikum,

Ciri-Ciri Zaman Mesolitikum

ciri ciri zaman mesolitikum
thoughtco.com
  • Nomaden (hidup berpindah-pindah) dan masih mengumpulkan makanan (food gathering).
  • Suntuk alat-alat yang dihasilkan hampir sama dengan zaman palaeolithikum yaitu masih alat-alat berupa batu kasar.
  • Ditemuinya bukit-bukit kerang di sepanjang pinggiran pantai yang disebut sebagai Kjoken Mondinger (sampah dapur).
  • Di goa Lawa Sampung, Jawa Timur ditemukannya alat-alat kebudayaan Mesolithikum yang disebut sebagai Abris Sous Roche, diantaranya : Alat serpih (Flakes), batu pipisan, ujung mata panah, kapak persegi dan alat-alat dari tulang manusia.
  • Alat-alat pada zaman mesolithikum, diantaranya : Kapak genggam (pebble), kapak pendek (hache Courte), batu penggiling (pipisan) serta kapak dari batu kali yang dibelah.
  • Dimana alat-alat di atas banyak ditemui di wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Flores.

Manusia Pendukung Zaman Mesolitikum

Untuk manusia pendukung pada masa mesolitikum di Indonesia yakni nenek moyang bangsa Papua, ras melanesoid dan Aborigin di benua Australia.

Pada awalnya mereka hidup di kebudayaan Bacson – Hoabinh dengan berpusat di lembah sungai Mekong. Bacson terletak di wilayah pegunungan, sementara Hoabinh terletak di wilayah dataran rendah. Dimana keduanya ini berada di area teluk Tonkin.

Hingga kemudian mereka bermigrasi menuju Kepulauan Indonesia lewat jalur barat dan jalur timur.

Ras melanesoid ini datang dengan menggunakan perahu bercadik dan kemudian sampai di pantai timur Sumatera dan Jawa.

Berikutnya, kedatangan ras Melayu menjadikan Ras melanesoid terdesak ke Indonesia timur dan Australia.

Kehidupan Sosial Ekonomi Zaman Mesolitikum

Di zaman mesolitikum ini mereka memiliki peradaban yang lebih tinggi daripada manusia di zaman paleolitikum.

Sehingga mereka tak lagi hidup secara nomaden, akan tetapi sudah mulai hidup menetap di lokasi goa-goa pegunungan maupun di pesisir pantai.

Selain itu, juga sudah mengenal bagaimana cara bercocok tanam secara sederhana.

Dengan adanya temuan tumpukan fosil sampah dapur memperlihatkan bahwasanya mereka telah mempunyai keahlian dalam mengolah makanan secara sederhana.

Kemudian, mereka juga sudah dapat membuat gerabah sederhana dengan menggunakan bahan dasar tanah liat.

Kepercayaan Zaman Mesolitikum

Masyarakat Mesolithikum yang terdapat di Indonesia sudah mulai mengenal kepercayaan dan penguburan mayat.

Lukisan manusia yang terdapat di pulau Seram dan Papua merupakan sebuah gambar nenek moyang yang dianggap memiliki kekuatan magis yakni sebagai penolak roh jahat.

Begitu juga halnya dengan gambar kadal yang ada di wilayah tersebut, dimana ini dianggap sebagai penjelmaan dari para nenek moyang mereka (kepala suku) sebagai lambang atas kekuatan magis.

Selain itu, pemujaan kepada binatang pun dianggap memiliki kekuatan magis yang disebut sebagai Totemisme.

Dimana bukti-bukti penguburan di era Mesolithikum dapat ditemui di Goa Lawa (Sampung) dan di kjokkenmodinger.

Sehingga mayat-mayat tersebut dibekali dengan kebutuhan sehari-hari, dengan membuatnya sebagai kapak-kapak yang indah dan juga perhiasan.

Kemudian ada pula mayat yang ditaburi dengan menggunakan cat merah di dalam suatu upacara penguburan yang tujuannya adalah untuk memberikan kehidupan baru di alam baka.

Peninggalan Kebudayaan Zaman Mesolitikum

peninggalan kebudayaan zaman mesolitikum
humanevolutionb36.weebly.com

Zaman mesolithikum ini sendiri merupakan masa peralihan dari zaman Paleothikum ke zaman Neolitikum. Tak jauh berbeda, di masa ini, manusia melakukan aktivitasnya sehari-harinya dengan berburu dan juga menangkap ikan.

Dengan menetap di suatu tempat atau di kebanyakan seperti di goa-goa abris sous roche dan di Pantai kjokkenmoddinger. Maka dengan begitulah mereka menemukan pekerjaan baru, yakni bercocok tanam.

Di setiap masa, tentunya ada beberapa kebudayaan yang sudah menjadi ciri khas di zaman tersebut.

Oleh karena itu, berikut ini kita akan membahas mengenai 9 peninggalan kebudayaan yang merupakan hasil dari zaman Mesolithikum, diantaranya :

1. Toala

toala
newsweek.com

Untuk hasil dari peninggalan kebudayaan di zaman Mesolithikum ini melibatkan jasad mayat manusia yang telah meninggal. Kebudayaan ini mereka lakukan dengan cara mengubur manusia yang telah meninggal ke dalam goa.

Apabila tulang dari manusia tersebut telah mengering, maka kemudian akan diambil untuk dijadikan sebagai kenang-kenangan oleh keluarga.

Selain mengambil tulangnya, juga terdapat lukisan dan ukiran mengenai pemburuan babi di dinding-dinding goa.

Salah satu kebudayaan ini asalnya dari suku Toala yang terletak di provinsi Sulawesi Selatan. Sebab salah satu perubahan dari manusia pada masa Mesolitikum ini adalah dengan menetap di goa dan pantai.

Jadi akan banyak ditemui peninggalan di sekitarnya, seperti :

  • Alat serpih bergerigi (Flake) dan hitam ditemukan di wilayah Sulawesi Selatan
  • Peralatan yang terbuat dari tulang atau tulang manusia yang sudah meninggal
  • Gerabah
  • Batu Penggiling atau digunakan untuk menggiling hasil panen
  • Kulit hewan
  • Pebble

2. Abris Sous Roche (Tinggal dalam Goa)

abris sous roche
pievediaserra.fr

Van Steil Callenfels merupakan seorang peneliti asal Belanda melakukan penelitian di wilayah ponorogo yang lebih tepatnya berada di Goa Lawu.

Melalui penelitian tersebut, akhirnya dilanjutkan oleh peneliti lainnya di titik lain yang terletak dalam wilayah Indonesia.

Tercatat penemuan tersebut banyak ditemukan peralatan yang terbuat dari tulang, yang bisa dipastikan adalah hasil peninggalan sejarah pada masa Mesolithikum.

Hal ini dapat dibuktikan melalui dalamnya timbunan serta usia dari peralatan tersebut. Sehingga dapat dilihat dari retakan, pelapukan, dan lainnya yang terjadi terhadap peralatan tulang.

3. Kjokkenmoddinger (Gunungan Sampah Pantai)

Kjokkenmoddinger
smansadehistory.blogspot.com

Manusia pada masa Mesolithikum yang bertempat tinggal di tepian aliran air, mereka memilih tempat itu sebab tanahnya yang subur dengan adanya sumber air bagi kehidupan mereka.

Setiap peninggalan satu kelompok makhluk hidup tentunya akan meninggalkan jejak, baik itu banyak maupun sedikit, dan pastinya ada.

Manusia mesolithikum menempati pantai sebagai tempat tinggalnya, kemudian mereka meninggalkan tumpukan cangkang kerang dan siput di pantai tersebut.

Dari sebuah penelitian menyebutkan bahwa menemukan kapak genggam yang berbeda dengan kapak yang sering dipakai di masa paleolithikum, hingga akhirnya kapak ini diberi nama sebagai Pebble.

Selain itu, juga terdapat jenis kapak lain yang ditemui melalui tumpukan Kjokkenmoddinger, seperti kapak pendek dan peralatan penggilingan yang dipakai.

Sedangkan Pebble ini sendiri terdiri dari batu kali yang sudah pecah, sebab terlihat pada sisi luar, untuk sisi dalamnya akan dikerjakan dan dibuat sesuai dengan kebutuhan manusia pada masa itu.

4. Kapak Sumatera

kapak sumatera
slideplayer.info

Sama seperti namanya, kapak Sumatera banyak ditemui di daerah Sumatera. Kapak ini hampir mirip dengan kapak genggam, akan tetapi mempunyai bentuk yang berbeda dengan kapak ada pada masa Paleothikum.

Sebab kapak ini ditemukan banyak ditemukan di pesisir pantai yang lokasinya berada di tempat tinggal manusia pada masa Mesolithikum. Disamping itu, kapak ini juga dapat disebut sebagai cangkul kalau di zaman sekarang ini.

Karena kegunaannya dapat digunakan dalam hal bercocok tanam.

Pebble ini juga boleh digunakan untuk menghaluskan biji-bijian dan bisa membuat bahan cat berwarna merah (biasanya mereka gunakan untuk memberi warna di goa tempat dikuburkannya mayat), lalu membunuh hewan buruan, menumbuk serat pada pohon, dan tentunya sebagai salah satu senjata untuk melindungi diri.

Pebble pastinya di bentuk dengan menggunakan bahan dasar batu, atau lebih tepatnya yaitu batu Gamping. Disini bentuknya memanjang, dan di serpih sehingga menjadi tajam.

Sedangkan bentuk dari Kapak Sumatera beragam tergantung dari apa fungsinya. Apabila kegunaannya adalah untuk melindungi diri dan berburu, maka bentuk Kapak ini akan memanjang dan runcing, agar bisa melawan dan melukai lawan mereka.

Akan tetapi, akan menjadi sangat berbeda bentuknya apabila manusia pada masa mesolithikum ini menggunakan kapak tersebut hanya untuk menghaluskan biji-bijian yang keras. Karena bentuknya tidak mesti sampai runcing.

Kemudian pastinya berbeda lagi bila dipakai untuk bercocok tanam, sebab kapak tersebut akan dibentuk menjadi seperti cangkul di masa sekarang ini.

5. Batu Pipisan

batu pipisan
kebudayaan.kemdikbud.go.id

Batu pipisan apabila kita lihat, maka bentuknya akan lebih mirip seperti Ulekan atau alat untuk menghancurkan, menghaluskan, dan mencampur bumbu-bumbuan.

Karena batu pipisan ini sendiri terdiri dari 2 bagian, yaitu :

  1. Sebagai tempat untuk menampung hasil kemudian mencampur, menghaluskan bumbu biji-bijian tersebut.
  2. Alat yang dipakai oleh tangan, yang tujuannya adalah untuk menghancurkan.

Walaupun belum ada bukti dan pernyataan terbuka terkait batu ini adalah peninggalan dari zaman Mesolithikum.

Akan tetapi, ada beberapa pernyataan yang memang secara logika sangat mendukung bahwasanya batu pipisan merupakan hasil peninggalan kebudayaan Mesolithikum.

Diantaranya :

  • Terbuat dari bahan dasar batu.
  • Alat penggiling atau menjadi salah satu alat yang digunakan untuk membentuk jamu, baik itu dari tanaman maupun biji-bijian.
  • Di beberapa gambaran pada dinding Goa dan candi yang ada, tampak terlihat orang-orang yang sedang meramu dan menumbuk.

6. Hachecourt (Kapak Pendek)

hachecourt kapak pendek
slideplayer.info

Untuk jenis kapak yang satu ini bentuknya lebih kecil daripada kapak genggam yakni kira-kira 1/2 dari kapak genggam. Kapak ini berbentuk 1/2 lingkaran, terdapat bagian yang runcing dan tajam di lengkungannya.

Biasanya kapak yang satu ini dipakai manusia di zaman Mesolithikum sebagai alat untuk memotong buah, menggali tanah yang gunanya adalah untuk mengambil makanan yang terdapat di dalam tanah (umbi-umbian).

Kapak ini juga sering ditemui di wilayah pesisir Sumatera dan biasanya bersama dengan kapak genggam yang terletak pada tumpukan Kjokkemoddinger.

7. Kebudayaan Bacson – Hoabinh

kebudayaan bacson hoabinh
portal-sejarah.com

Untuk kebudayaan yang satu ini jarang ditemui di Indonesia. Sebab asalnya berada dari pusat kebudayaan Mesolithikum yang terletak di kota Bacson dan Hoabinh.

Dimana kedua kota tersebut letaknya berada di Indocina yang saat ini lebih dikenal sebagai negara Vietnam.

Tak lama setelah melakukan migrasi dan menyebar hingga ke Indonesia lebih banyak ditemukan pada wilayah Timur Indonesia yang seiring dengan berpindahnya Papua Melanesoid ke Indonesia.

Awalnya perpindahan Papua Melanesoid ini datang ke wilayah Sumatera dan Jawa, sebab mereka tersingkirkan oleh manusia ras melayu yang datang sesudahnya.

Hingga akhirnya Papua Melanesoid berpindah ke wilayah timur dari Indonesia yang mana wilayah tersebut sedang melangsungkan kebudayaan Mesolitikum.

Di kebudayaan Bacson – Hoabinh ini membentuk 1 kapak dan tanduk yang asalnya dari tulang manusia yang sudah dengan diberi tanda cat merah serta tanduk hewan buruan dengan dijadikan sebagai bahan makanan.

Tulang dan tanduk ini di serpih menjadi banyak bentuk, seperti :

  • Lonjong
  • Segi Empat
  • Segitiga
  • Dan berbentuk berpinggang.

8. Mata Panah Bergerigi

mata panah bergerigi
dgraft.com

Seperti yang telah kita ketahui, di zaman Mesolithikum ini merupakan era perpindahan dari masa Paleolithikum ke Neolithikum.

Sehingga Hasil dari kebudayaan pada masa Mesolitikum masih ada dalam kebiasaan yang salah satunya adalah dengan berburu.

Mata panah merupakan salah satu objek dan alat terpenting yang dipakai oleh para pemburu.

Sebagai contoh tidak usah kita melihat pada zaman dahulu, sebab para pemburu di hutan zaman sekarang pun pastinya memerlukan ujung tombak panah yang dipakai untuk menghentikan pergerakan target musuh atau binatang tentunya.

Nah, di masa Mesolithikum ini pun demikian, sebab mereka menggunakan panah dalam berburu untuk mencari mangsa sebagai kelangsungan hidup sehari-hari.

Yang menjadi ciri khas dari mata panah yang dimiliki oleh manusia pada zaman Mesolithikum ini adalah terdapat gerigi di ujungnya. Mata panah ini banyak dipakai bersama dengan Pebble (Kapak Genggam).

9. Sampung Bone Culture (Kebudayaan Tulang dari Sampung)

kebudayaan tulang dari sampung
greyscrittura.files.wordpress.com

Kebudayaan ini terbentuk karena adanya penelitian seorang bernama Van Steil Callenfels asal Belanda yang mana ia menemukan satu goa yakni bernama Goa Lewu.

Disitulah, Van Steil Callenfels menemukan banyak sekali peralatan yang terbentuk dari tulang-belulang manusia dengan terdapat tanda cat merah dan tanduk binatang.

Selain itu, dinding pada goa di masa itu, dan tempat kuburannya, memiliki gambar lukisan yakni proses pemburuan babi dan terdapat cap 5 jari berwarna merah.

Warna merah ketika itu menunjukkan kesedihan, berduka, kesusahan, dan mengalami sebuah hal yang tak menyenangkan.

Kesimpulan

Dengan berakhirnya zaman es menyebabkan perubahan fisik yang drastis pada habitat manusia. Dimana permukaan air laut naik, vegetasi berubah, serta kawanan binatang menghilang dari banyak wilayah. Di masa ini manusia lebih banyak bergantung pada hasil laut dan vegetasi.

Sehingga lebih banyak menetap, terutama pada daerah yang dekat dengan sumber vegetasi dan air yang menyediakan sumber makanan.

Hal tersebut dibuktikan karena adanya penemuan peralatan di zaman Mesolitikum pada abris sour roche dan kjokkenmoddinger.

Teknologi dan kebiasaan hidup manusia kini mulai mencerminkan hubungannya dengan lingkungan tertentu.

Dengan teknologi yang semakin canggih ini pun mempengaruhi bentuk fisik manusia yang menjadi kurang kuat.

Kalau di Indonesia dikenal 2 ras yang ada pada zaman mesolitikum, yaitu ras Australomelanesid dan Mongoloid.

Demikianlah merupakan pembahasan kita kali ini mengenai Zaman Mesolitikum yang dapat Genemil sampaikan. Agar bisa memperoleh lebih banyak informasi lagi, Anda dapat mengunjungi museum zaman pra-sejarah.

Oh iya, jangan lupa simak pembahasan selanjutnya mengenai Zaman Megalitikum ya!

Cukup sekian dan terima kasih!

Leave a Comment