Home » Sejarah » Ringkasan Lengkap! Zaman Neolitikum & Sejarah Peninggalannya

Ringkasan Lengkap! Zaman Neolitikum & Sejarah Peninggalannya

Hallo Sobat Genemil! Dalam kesempatan kali ini kita akan membahas lanjutan dari rangkuman materi sebelumnya, di mana telah kita bahas mengenai sejarah zaman megalitikum. Nah, disini fokus utama yang akan kita bahas adalah terkait pengertian zaman neolitikum (zaman batu muda) beserta sejarah peninggalan, ciri-cirinya secara lengkap.

Pengertian Zaman Neolitikum

Istilah Neolitikum ini berasal dari bahasa Yunani yakni “neos” yang berarti baru dan “lithos” yang berarti batu. Jadi makna dari neolitikum ini yaitu Zaman Batu Baru.

Penamaan dalam istilah zaman neolitikum dikemukakan oleh Sir John Lubbock di tahun 1865.

Jaman Neolitikum ini juga sering dikatakan sebagai Zaman Batu Muda yang merupakan salah satu era dimana kehidupan manusia purba yang mempunyai ciri berupa sebuah unsur kebudayaan.

Untuk kebudayaan tersebut terdiri dari beberapa peralatan dapur yang bahannya terbuat dari batu dengan mempunyai permukaan tajam sebab diasah.

Selain itu, telah menerapkan sistem pertanian yang permanen, dan tidak cuman itu saja, melainkan manusia di masa ini sudah mulai beternak dan membuat tembikar.

Ciri-Ciri Zaman Neolitikum

ciri-ciri-zaman-neolitikum
1zoom.net
  • Alat-alat telah dihaluskan dengan diberikan tangkai.
  • Peralatan yang dipakai seperti kapak persegi dan lonjong.
  • Pakaian terbuat dari bahan kulit kayu dan juga kulit hewan.
  • Perhiasan terbuat dari bahan kulit kerang, batu dan terrakota.
  • Sedenter (tempat tinggal yang menetap).
  • Mempunyai keahlian dalam bercocok tanam.
  • Memegang kepercayaan Animisme dan Dinamisme.

Corak kehidupan Zaman Neolitikum

corak kehidupan zaman neolitikum
sci-news.com

Kehidupan pada masa Neolitikum ini, dimana untuk sektor ekonominya telah berkembang sangat pesat. Mereka sudah mengendalikan dengan sistem perdagangan berupa barter (tukar menukar barang).

Sedangkan kepercayaan pada masa ini adalah mengenal dewa, dan juga sudah mengenal sistem berburu dengan mengandalkan senjata yakni mata panah.

Masyarakat pada zaman ini pun telah mengerti mengenai cara beternak, bercocok tanam, dan hidup menetap.

Kemudian yang lebih luar biasanya lagi, mereka juga telah dapat membuat peraturan dalam hidup bersama di suatu kelompok.

Sehingga kebudayaan pada masa Neolitikum ini pun hingga ketika itu masih terus berlangsung sampai abad ini.

Bahkan manusia sekarang ini sudah lebih berkembang dan lebih rapi dalam menata kehidupannya dalam bermasyarakat.

Sejarah Peninggalan Kebudayaan Zaman Neolitikum

sejarah peninggalan kebudayaan zaman neolitikum
freepik.com

Pada tahun 1500 SM, negara Indonesia kini mulai menerima datangnya para migrasi dengan jenis manusia Malayan Mongoloid (Melayu Austronesia).

Mereka ini adalah berasal dari Daerah Yunan yang terdapat di China Selatan.

Setelah sampai ke Indonesia, mereka juga menguasai Indonesia bagian barat, sehingga kemudian jenis manusia Australomelanesid ini pun mulai bergeser lokasinya ke bagian timur Indonesia.

Sebab hal inilah pembaruan dari kedua manusia ini terjadi.

Bangsa Melayu Austronesia datang ke Indonesia hanya dengan berbekal ilmu bercocok tanam di ladang.

Sementara untuk jenis tanaman pertama yang mereka bawa ke Indonesia saat itu adalah seperti :

  • Labu air
  • Keladi
  • Padi Gaga
  • Ubi Rambat
  • Pisang
  • Sukun
  • Kelapa.

Kebudayaan di masa Neolitikum ketika itu selain bertani, mereka juga mengerti mengenai cara beternak.

Hingga pada waktu itu mereka mempunyai rasa solidaritas yang tinggi supaya dapat mengatur hidup secara bersama-sama.

Mereka pun saling bekerjasama dalam menebang hutan, membakar semak, menanam, benih, memetik hasil ladang, mendirikan rumah, sampai menggelar upacara.

Kebudayaan Zaman Neolitikum ketika itu, sudah menjadikan mereka sukses dalam membuat sejumlah kerajinan yang hingga sekarang ini dikenal dan masih digunakan oleh kebanyakan orang, seperti :

1. Kapak Persegi

kapak persegi
thoughtco.com

Untuk peninggalan pada masa Neolitikum yang pertama yaitu kapak persegi. Dimana kapak persegi ini terbuat dari bahan dasar batu yang bentuknya adalah persegi.

Beda halnya dengan jenis kapak yang ada di zaman Mesolithikum dan Paleolithikum,

Kapak persegi ini memiliki fungsi sebagai alat cangkul dan pacul dalam bercocok tanam, selain itu juga bisa untuk memahat kayu.

Bercocok tanam sendiri merupakan salah satu cara mereka dalam bertahan hidup setiap harinya.

Untuk kayu yang dipahat dan dipukul tersebut dipakai dalam pembuatan baju. Diketahui juga jika pakaian pada masa itu terbuat dari bahan serat kayu yang dipukul dan di pahat dengan menggunakan kapak persegi.

Untuk kapak persegi ini sendiri banyak ditemui di wilayah Sumatera, Nusa tenggara, Bali, Jawa dan sekitarnya.

2. Kapak Lonjong

kapak lonjong
tooveys.com

Untuk jenis kapak yang satu ini merupakan kapak yang terbuat dari bahan dasar bebatuan nefrit yang dihaluskan. Kapak ini tergolong sebagai salah satu ikon pada jaman Neolitikum.

Dari kehalusan maupun tekstur dari kapak lonjong ini memberikan kemajuan yang pesat zaman batu yang ada di zaman Neolitikum.

Jenis kapak lonjong ini menjadi sangat modern pada waktu itu dibandingkan kapak genggam, dan kapak lainnya. Kapak ini disebut sebagai kapak lonjong, karena bentuknya dari kapak yang lonjong hampir ke arah oval.

Meski kapak lonjong mempunyai kemiripan dengan kapak persegi, akan tetapi tetap saja mempunyai perbedaan.

Untuk perbedaannya adalah terletak pada kapak lonjong yang ada di salah satu sisi bagian yang lebih tajam dan meruncing

Ketajaman inilah menjadikan perbedaan terhadap kapak persegi, dimana kapak persegi ini mempunyai semua sisi yang sama rata, dan tidak terdapat bagian yang lebih lonjong.

Kapak lonjong ini selain ditemukan di wilayah Indonesia, juga dapat ditemukan di luar negeri, seperti : China, Vietnam, Filipina dan negara asia lainnya.

3. Gerabah

gerabah
freepik.com

Peninggalan pada masa Neolitikum berikutnya yaitu gerabah. Gerabah ini merupakan salah satu hasil dari kerajinan tangan dengan berbahan dasar tanah liat dan pasir yang dibentuk menggunakan tangan.

Dimana tanah liat ini ditumbuk serta diaduk sampai mempunyai tekstur yang padat. Lalu hasilnya kemudian dihaluskan dengan menggunakan batu lainnya supaya bentuknya menjadi lebih rapi.

Hasil dari gerabah ini nantinya menyerupai sebuah wadah dalam bentuk kecil. Sehingga biasanya hasil dari gerabah ini dipakai sebagai alat untuk makan dan minum dalam kehidupan sehari-hari.

Meski hasilnya masih terlihat lebih kasar, akan tetapi ini juga menunjukan sebagai kreativitas yang semakin berkembang manusia pada zaman batu tersebut.

Selain fungsinya untuk makan dan minum sehari-hari, selain itu banyak juga penemuan gerabah pada masa Neolitikum ini dijadikan celengan, dan berbentuk mainan.

Untuk penemuan gerabah di Indonesia ini ditemui di wilayah Sulawesi, Tangerang, Banyuwangi, Bogor dan beberapa titik lainnya.

4. Pakaian

pakaian
cerdika.com

Di era Batu muda (Neolitikum) ini juga sudah mengenal pakaian. Dimana pakaian yang manusia purba pada masa itu menggunakan bahan dasar dari serat kayu.

Mereka mulai mengenal pakaian, karena mereka merasakan dingin saat malam tiba.

Sehingga mereka memakai kapak persegi dan kapak lonjong dalam memotong serta menghaluskan serat kayu tersebut hingga menjadi layak dipakai.

5. Perhiasan

perhiasan
pinterest.com

Manusia hidup tidak luput dari yang namanya keindahan, sehingga perhiasan menjadi salah satu cara mereka untuk mempercantik dirinya.

Tidak terkecuali untuk manusia purba, mereka juga mempunyai perasaan dalam memperindah dirinya hingga memutuskan untuk membuat perhiasan sendiri.

Para arkeolog meneliti, sering sekali menemukan perhiasan yang dipercaya sudah ada pada zaman Neolitikum. Dari bentuk model pembuatannya, dapat diperkirakan bagaimana mereka membuat perhiasannya.

Untuk membuat Gelang, langkah awal mereka menggunakan bahan dasar dari batu kemudian ditipiskan dengan cara di pukul-pukul. Sedangkan untuk bentuk yang diinginkan yakni bulat dan gepeng.

Mereka banyak memakai teknik menggosok dan mengasah dan berusaha menjadikan perhiasan tersebut mengkilap dengan cara menggosok-gosoknya.

Gelang dan temuan dalam tahapan ini bisa ditemui saat para arkeolog melakukan penelitian di wilayah Tasikmalaya. Karena disana terdapat banyak sekali sisa-sisa peninggalan perhiasan jenis ini.

Dimana perhiasan yang berasal dari Tasikmalaya ini terdiri dari bermacam bebatuan, diantaranya :

  • Batu Agate
  • Kalsedon
  • Jaspis dengan aneka warna (Hitam, Kuning, Putih, Coklat, Merah, Hijau).

Dari penemuan tersebut tak hanya menemukan 1 macam gelang saja. Melainkan terdapat beberapa macam lainnya yang tentunya berbeda ukuran dengan berdiameter 24 – 55 mm dan ketebalan 06 – 17 mm.

Ukuran yang ditemukan pun, masih dipercaya tidak cuma gelang saja.

Kemungkinan masih ada lainnya seperti kalung, anting dan segala hal yang lebih kecil yang mereka percaya digunakan sebagai Jimat.

6. Pembuatan Perahu

perahu
pinterest.com

Di jaman Neolitikum, mereka membuat sebuah perahu dengan cara yang sangat sederhana. Dimana batang pohon digunakan dalam pembuatan badan perahu dan tiang pada layar perahu.

Akan tetapi, karena mereka masih menganut sistem Animisme dan Dinamisme, Untuk pohon yang mereka gunakan untuk bahan dasar perahu tersebut didoakan serta melakukan ibadah sebelum pemotongan.

Pembuatan perahu ini dipercaya adalah dibuat dengan cara membangun sisi luar dari perahu tersebut. Kemudian mengerjakan bagian dalamnya.

Supaya perahu tidak terbalik, mereka pun memasangkan katik untuk penyeimbangnya.

Lalu untuk layarnya sendiri mereka menggunakan teknik membuat pakaian. Untuk layar yang dibuat mereka sebut sebagai layar sudu (dalam bahasa Jawa).

7. Anyaman – Anyaman

anyaman anyaman
history.com

Untuk peninggalan Zaman Neolitikum berikutnya yaitu anyam-anyaman. Di zaman ini, mereka tidak mempunyai teknologi yang memadai seperti zaman sekarang ini.

Untuk anyaman yang mereka buat adalah dengan bahan dasar Bambu, Rumput dan Rotan.

Hasil dari anyamannya merupakan wadah dalam menyimpan maupun meletakan makanan. Disamping itu, mereka memakai teknik anyaman.

Perlu diketahui bahwa pada zaman ini mereka sudah mulai mengenal istilah barter (tukar menukar barang).

Barter ini dilakukan dengan menukar anyaman, perhiasan, ikan, garam, hasil bercocok tanam, kerang, dan lain sebagainya.

Selain digunakan sebagai bahan barter, anyaman ini juga bisa digunakan untuk kehidupan sehari-hari.

8. Kapak Bahu

kapak bahu neolitikum
topwar.ru

Untuk kapak yang satu ini tak jauh berbeda bentuk dengan kapak persegi. Untuk perbedaan kapak persegi dan kapak bahu ini adalah terletak pada bagian yang akan di ikatkan di tangkainya.

Kapak Bahu ini tidak ditemui di Indonesia, untuk persebarannya adalah dari Jepang, ke Philipina hingga sampai ke Malaysia.

Itu merupakan batas akhir dari persebaran Kapak bahu, kalau di Indonesia terdapat penemuan beberapa buah kapak Bahu di wilayah Minahasa.

9. Tembikar

tembikar
westerncivforum.com

Tembikar dibuat oleh masyarakat Neolitikum fungsinya adalah untuk meletakan segala jenis hasil panen. Meski tak jarang ditemui tembikar dengan berisi tulang.

Kemungkinan terbesar bahwa Tembikar ini digunakan untuk mengambil hasil dalam pengkonsumsian setiap hari. Entah itu hasil dari buruan, hasil laut, hasil panen, dan lain sebagainya.

Untuk penemuan tembikar ini pertama kali berada di wilayah Perbukitan Sumatera, namun para arkeolog menemukan hanya beberapa bagian kecil dari tembikar itu.

Tidak terdapat bagian penuh dari sebuah tembikar, namun penemuan ini diperkirakan adalah tembikar di era Neolitikum.

Dimana di dalamnya ada banyak gambar dan hiasan-hiasan yang merupakan zaman kian mulai maju dengan kreativitasnya di masa Neolitikum.

10. Penguburan Mayat

penguburan mayat
thehistoryblog.com

Selanjutnya untuk peninggalan zaman Neolitikum yang terakhir yaitu penguburan mayat, sebab setiap manusia akan meninggal.

Di dalam kebudayaan pada jaman Neolitikum terdapat 2 jenis penguburan yang terkenal yakni Penguburan Langsung dan Penguburan Tidak Langsung.

1. Penguburan Langsung

Merupakan cara yang sering kita gunakan hingga sekarang, yang mana mayat akan langsung sekali kubur dengan diletakkan di sebuah wadah dan mayat tersebut ada dua cara yakni boleh dilipat ataupun dengan posisi merungkuk.

Untuk kebudayaan penguburan langsung ini terdapat upacara penguburan sebelum orang yang sudah meninggal diletakan ke dalam tanah.

Di kebudayaannya sendiri, mereka meletakan mayat dengan mengarah ke tempat arwah para leluhurnya yang dipercaya, menghadap ke pegunungan.

Mereka akan membekalinya di perjalanan kekekalan dengan memberikan berupa ayam, manik-manik dan lain sebagainya untuk bekal dan transportasi.

2. Penguburan Tidak Langsung

Ini dilakukan dengan cara mayat dikuburkan seperti biasa, kemudian diperkirakan mayat telah mengering lalu digali kembali.

Karena mereka percaya bahwa di alam Roh arwah orang yang sudah mati akan memperoleh tempat yang sesuai dengan perbuatannya selama masa hidupnya dengan sebesarnya upacara adat yang dilakukan.

Penggalian kubur ini dilakukan agar membersihkan sisa tulang-tulang, kemudian diberikan pengawet ke tempat persendian dan diletakan di suatu tempayan.

Itulah beberapa contoh hasil dari peninggalan Zaman Neolitikum. Dimana zaman batu muda ini memang berkembang lebih pesat jika dibandingkan dengan zaman batu tua dan batu madya.

Karena jaman ini manusia sudah mulai mengenal seni, keindahan, ke Tuhanan, dan lain sebagainya.

Kepercayaan Zaman Neolitikum

kepercayaan zaman neolitikum

Sebagai manusia beragama tentunya kita sering kali mendengarkan ceramah dari guru maupun tokoh agama lainnya.

Dalam ceramahnya tersebut sering dikatakan bahwa hidup adalah sementara, sehingga tidak boleh berbuat hal yang menentang ajaran agama.

Misalnya tidak boleh kita menyakiti orang lain, tidak boleh rakus hingga bahkan tidak boleh korupsi sampai merugikan negara dan orang banyak.

Oleh karena itu, dalam kehidupan manusia harus ada kerja keras dan berbuat baik dengan sebaik mungkin, hingga saling tolong-menolong dan mempunyai rasa takut kepada tuhan yang maha Esa.

Hal ini merupakan sistem kepercayaan manusia di zaman praaksara yang menjadi nenek moyang dengan dituangkan dalam ke karya seni.

Nah, masyarakat di zaman praaksara terutama pada masa Neolitikum telah mengenal sistem kepercayaan. Mereka sudah paham dengan adanya kehidupan setelah mati.

Kemudian mereka meyakini bahwa roh seseorang yang sudah meninggal akan ada di alam lain. Oleh sebab itu, untuk roh orang telah meninggal akan senantiasa dihormati oleh sanak keluarganya.

Akan tetapi, dalam upacara penguburan ini orang kaya yang meninggal, maka upacara kematiannya akan semakin mewah dan barangnya juga akan ikut dikuburkan semakin banyak dan begitu pula sebaliknya

Selain upacara-upacara penguburan ada pula upacara pesta dengan mendirikan bangunan suci.

Mereka percaya bahwa manusia yang meninggal akan memperoleh kebahagiaan apabila mayatnya ditempatkan di susunan batu-batu besar yang biasanya disebut sebagai sarkofagus

Kepercayaan dan tradisi batu besar sudah mendorong berkembangnya kepercayaan animisme, kepercayaan yang memuja roh nenek moyang,

Kemudian kepercayaan dinamisme muncul seakan mempercayai benda-benda yang mempunyai kekuatan gaib, sehingga menjadi dihormati dan dikeramatkan.

Kesimpulan

Zaman Neolithikum adalah era dimana manusia praaksara pada waktu itu telah mempunyai tingkat kecanggihan yang luar biasa di dalam kehidupannya.

Mulai dari hidupnya yang berpindah-pindah hingga menetap. Kemudian yang dulunya berburu dan mengumpulkan makanan berubah memproduksi makanan dengan menanam dan memanen.

Telah menggunakan sistem barter, lalu mampu membuat benda-benda sebagai kepercayaan, sehingga kemudian berevolusinya alat-alat yang belum halus menjadi sangat halus.

Di zaman Neolithikum, selain menjadi masa tercanggih dalam kehidupan menggunakan batu, juga sebagai pertanda akan masuknya zaman logam.

Apabila tidak ada jaman neolithikum, maka manusia akan sangat sulit dalam berkembang menuju arah peradaban yang lebih baik.

Oke, demikianlah ulasan singkat mengenai Zaman Neolitikum, semoga artikel ini bisa membantu kegiatan belajar kalian ya.

Terima kasih sudah berkunjung!

Leave a Comment