Home » Sejarah » Kebudayaan Ngandong | Sejarah, Ciri, Persebaran & Peninggalannya

Kebudayaan Ngandong | Sejarah, Ciri, Persebaran & Peninggalannya

Kebudayaan Ngandong?

Kalau bicara mengenai sejarah, memang nggak ada habisnya.

Sebab terdapat berbagai macam peninggalan yang dapat membuktikan bahwa memang zaman batu tersebut betulan ada.

Zaman batu tua (zaman Paleolitikum) tentu saja mempunyai peninggalan, dimana membuktikan bahwa zaman Paleolitikum ini betul-betul sudah pernah ada.

Nah, dengan begitu bukti dari peninggalan zaman paleolitikum ini dapat kita temukan di berbagai wilayah di Indonesia.

Berdasarkan pada tempat penemuannya, zaman batu tua terbagi menjadi 2 kebudayaan loh Sobat sekalian, yakni:

  1. Kebudayaan Ngandong
  2. Kebudayaan Pacitan

Sejarah Kebudayaan Ngandong

Seperti namanya, kebudayaan Ngandong adalah salah satu kebudayaan pada masa prasejarah yang tumbuh dan berkembang di Indonesia.

Lebih tepatnya di daerah Ngandong (Kabupaten Blora, Jawa Barat).

Untuk lokasinya sendiri berada di sebuah dusun tepian sungai Bengawan Solo di Kecamatan Kradenan, letaknya di perbatasan antara daerah Ngawi, provinsi Jawa Timur.

Awal mulanya kebudayaan ini mulai berkembang di zaman batu tua atau dikenal dengan istilah zaman paleolitikum.

Dimana era ini merupakan pengemuka dari sebelum muncul dan mulai berkembang sejumlah zaman lainnya.

Oleh karena itu, cara hidup manusia pendukungnya juga terbilang masih sangat sederhana.

Hingga kemudian akhirnya budaya Ngandong ini berhasil ditemukan oleh seorang bernama Ter Haar sekitar tahun 1931 yakni berupa tengkorak manusia purba.

Selain itu, diketahui juga pada masa kebudayaan itu, bahwa manusia purba yang merupakan pendukungnya telah dibekali oleh kemampuannya dalam pembuatan alat-alat.

Selain itu, tekstur dari alat peninggalannya pun tampak sangat halus.

Ciri-Ciri Kebudayaan Ngandong

Berikut ini ada sejumlah ciri khas dari budaya Ngandong yang wajib Anda pahami, diantaranya:

  • Awal mula budaya ini berkembang di daerah Ngandong, Blora, Jawa Tengah dan berdekatan juga dengan daerah Ngawi, Jawa Timur
  • Untuk hasil budaya yang berkembang yaitu berburu, menangkap ikan serta mengumpulkan cadangan makanan.
  • Adapun jenis manusia pendukungnya yakni berjenis Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.
  • Manusia purba yang hidup di zaman ini masih nomaden (berpindah-pindah untuk mencari tempat yang tersedia banyak makanan).
  • Peninggalan budaya Ngandong berupa alat-alat yang terbuat dari batu, tanduk rusa, tulang dan duri ikan.

Manusia Pendukung

Homo wajakensis
pelajaransekolahdi.blogspot.com

Budaya Ngandong ini sendiri ditemukan pada lapisan pleistosen atas.

Dimana alat-alat kebudayaan Ngandong ini sebelumnya telah ditemukan juga di dekat fosil manusia purba.

Sedangkan Homo Soloensis dan Homo Wajakensis telah ditemukan di daerah Ngadirejo, Sragen, Jawa Tengah.

Nah, dari penemuan itu para ahli menyimpulkan bahwa kebudayaan Ngandong tersebut berasal dari 2 spesies manusia purba yakni :

  1. Homo soloensis
  2. Homo wajakensis

Persebaran Kebudayaan Ngandong

Kita nggak hanya dapat melihat hasil budaya Ngandong di Jawa timur saja.

Karena artefak dan peralatan kebudayaan ini juga tersebar luas di nusantara, diantaranya:

  • Sumatera
  • Kalimantan
  • Bali
  • Sulawesi
  • Halmahera
  • NTB
  • NTT

Lah, kok bisa tersebar gini sih?

Nah, Jadi gini, dulu itu cara hidup manusia praaksara pada zaman paleolitikum tinggalnya masih nomaden (berpindah-pindah).

Sebab mereka belum mengenal bagaimana cara bercocok tanam.

Jadi apabila dirasa persediaan makanan di daerah yang sementara mereka tinggal sudah mau habis, maka mereka akan berpindah lagi ke tempat lain.

Hasil Peninggalan Kebudayaan Ngandong

Terdapat beberapa artefak peninggalan beserta penjelasannya, sebagai berikut:

1. Flakes (Alat Serpih)

Disebut juga sebagai alat serpih, dimana bentuknya terbuat dari bahan tulang binatang yang kemudian diruncingkan pada salah satu bagian sisinya.

Biasanya alat serpih ini adalah berukuran kecil.

2. Kapak Genggam

Kapak Genggam merupakan alat yang berbentuk seperti kapak dari batu, namun tidak mempunyai tangkai / gagangnya.

Bentuk dari kapak ini adalah tumpul, yang pada bagian sisi lainnya tajam, sehingga pada bagian sisi yang tumpul akan dijadikan sebagai pegangannya.

Nah, untuk cara pembuatannya juga cukup sederhana yakni dengan cara membenturkan antara batu yang satu dengan batu lainnya.

3. Serpih Pilah

Pada awalnya alat ini ditemukan di dekat daerah Sangiran, dimana berupa alat berukuran sangat kecil serta dibuat dengan menggunakan bahan dari batuan yang indah saja.

Selain di Sangiran, alat ini juga banyak ditemui di Cabbenge, merupakan daerah Sulawesi Selatan.

Alat ini terbentuk dari bebatuan yang sangat indah seperti kalsedon.

4. Chalcedon (Kalsedon)

Nah, selanjutnya adalah Chalcedon atau dikenal dengan sebutan Kalsedon.

Jenis alat yang terbuat dari batu ini memiliki fitur yang sangat indah dan juga menarik.

5. Alat dari Tanduk Rusa

Di era kebudayaan ini juga terdapat banyak sejumlah alat yang berhasil ditemukan dari bahan tanduk rusa yang pada salah satu bagian sisinya diruncingkan.

Pada umumnya jenis alat ini sering dipakai untuk berburu, mengolah makanan, memotong maupun dijadikan sebagai alat untuk melindungi diri.

6. Alat dari Tulang dan Duri

Selain tanduk rusa ada banyak lagi sejumlah alat yang ditemukan dari bahan tulang binatang, dimana mempunyai ukuran yang sedang sampai besar.

Untuk cara pembuatannya juga masih sama yakni dengan meruncingkan di salah satu bagian sisinya.

Selain itu, ada pula yang menggunakan atau memanfaatkan duri-duri ikan pari.

Umumnya jenis alat ini digunakan sebagai:

  • Belati
  • Mata pada ujung tombak
  • Alat penusuk
  • Untuk merobek daging atau ubi
  • Dan lainnya.

7. Lukisan Dinding Goa

Beberapa ahli juga menyebutkan bahwa terdapat hasil penemuan berupa lukisan dinding yang terletak di dalam Goa.

Lukisan itu adalah seperti tapak tangan dan babi hutan dengan warna cat merah, dimana berhasil ditemukan di Goa Leang Pattae, provinsi Sulawesi Selatan.

Dimana hasil budaya Ngandong yang ditemukan di atas sudah dimuseumkan yang tujuannya adalah menjadikan bukti zaman praaksara itu benar adanya.

Sehingga masyarakat dapat melihat dan mempelajari sejarah yang ada di Indonesia.

Oh ya, jika Anda pengen lihat peninggalan tersebut, Anda dapat berkunjung ke museumnya di sangiran.

***

Semoga pembahasan artikel kali ini bisa menambah wawasan kita mengenai sejarah budaya Ngandong yang ada di Indonesia.

Selain itu, dengan membaca artikel ini, juga bisa tumbuh rasa penasaran serta ketertarikan sejarah dalam diri ya Sobat sekalian!

Leave a Comment