Home » Sejarah » Sejarah Zaman Paleolitikum | Pengertian, Ciri & Hasil Kebudayaan

Sejarah Zaman Paleolitikum | Pengertian, Ciri & Hasil Kebudayaan

Dalam kesempatan ini Genemil mau membahas mengenai zaman Paleolitikum.

Nah, mungkin diantara Anda ada yang sudah memahami atau mengerti tentang kata ini.

Akan tetapi, tak bisa dipungkiri bahwa masih ada saja yang belum terlalu mengerti atau belum mengerti sama sekali dengan pengertian jaman paleolitikum ini.

Buat Anda yang masih bingung, bisa simak penjelasannya mengenai zaman paleolitikum di bawah ini secara lebih lanjut.

Memang di dalam beberapa teori juga disebutkan bahwa terdapat beberapa zaman prasejarah yang terbagi ke dalam beberapa periode.

Menurut Christian Jürgensen Thomsen bahwa zaman praaksara dibagi ke dalam konsep three age systems. Yakni zaman batu, zaman perunggu, dan zaman besi.

Hal ini didasari oleh beberapa hal yaitu peninggalan yang ditemui oleh peradaban yang ada pada masa itu.

Sementara zaman batu sendiri juga mengalami perkembangan serta pembagian dalam beberapa waktu yang dikemukakan oleh J.A. Brown di tahun 1892.

Beberapa periode tersebut diantaranya:

  1. Paleolitikum (zaman batu tua)
  2. Mesolitikum (zaman batu tengah)
  3. Neolitikum (zaman batu muda)
  4. Zaman Perunggu
  5. Zaman Besi

Pengertian Zaman Paleolitikum

pengertian zaman paleolitikum
shorthistory.org

Zaman batu atau Paleolitikum merupakan suatu periode dimana peralatan manusia lebih dominan terbuat dari batu.

Meski ada juga alat-alat penunjang hidup manusia yang terbuat dari bahan kayu maupun bambu.

Tetapi alat-alat yang terbuat dari kayu atau tulang ini tidak meninggalkan jejak / bekas sama sekali, sebab diakibatkan karena bahan-bahan tersebut tidak tahan lama.

Pada masa ini alat-alat yang dihasilkan pun masih tergolong sangat kasar atau sederhana, sebab cuma sekedar memenuhi kebutuhan hidup saja.

Diperkirakan zaman batu tua ini berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang lalu, yakni selama era pleistosen (diluvium).

Zaman Paleolitikum (era batu tua) disebut seperti itu karena alat-alat batu buatan manusia pada masa itu masih dikerjakan secara kasar yakni tidak diasah / dipolis.

Jika dilihat dari segi mata pencahariannya, periode ini juga disebut sebagai masa berburu dan meramu makanan dengan tingkat sederhana.

Sementara untuk manusia pendukung di era ini yaitu:

  • Pithecanthropus Erectus
  • Homo Wajakensis
  • Meganthropus Paleojavanicus
  • Homo Soloensis.

Dimana fosil-fosil tersebut ditemukan di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo.

Selain itu, mereka juga mempunyai kebudayaan Pacitan dan Ngandong.

Di tahun 1935 kebudayaan Pacitan, Von Koenigswald menemukan alat-alat batu dan kapak genggam di wilayah Pacitan.

Kapak tersebut dikerjakan dengan cara masih sangat kasar (sederhana).

Para ahli menyebut alat di zaman Paleolithikum ini dengan sebutan chopper dan ditemukan pada Lapisan Trinil.

Selain Pacitan, alat-alat dari pada zaman Paleolithikum ini juga ditemukan di wilayah Sukabumi (Jawa Barat), Progo dan Gombong (Jawa Tengah), dan Lahat (Sumatera Selatan).

Manusia Pendukung Zaman Paleolitikum

Sebagian besar manusia yang mendukung zaman ini dibagi menjadi 2, yaitu jenis pithecanthropus dan homo, serta adapula jenis lainnya seperti meganthropus.

Penemuan tersebut membuat mereka sebagai pendukung kebudayaan paleolitikum.

Hal ini karena hasil temuan alat mengindikasikan bahwa mereka mempunyai kehidupan dengan cara berburu dan mengumpulkan makanannya sehari-hari.

1. Pithecanthropus

pithecanthropus erectus
kompas.com

Merupakan manusia kera berjalan tegak, ataupun jenis yang sering ditemukan adalah pithecanthropus erectus.

Penemuannya sebagai manusia pendukung di masa Paleolitikum ini adalah yang paling umum terdapat di dalam sejarah manusia prasejarah.

Jenis manusia purba ini merupakan hasil temuan dari seorang penjelajah dan tentara belanda Eugene Dubois di tahun 1891 pada wilayah Trinil (Jawa Tengah).

Sedangkan fosilnya terkubur pada lapisan Pleistosen (lapisan bawah dan tengah).

Berdasarkan dari temuan Femur (tulang pahanya), untuk bentuk serta ukurannya terlihat jelas seperti milik manusia dan menunjukkan bahwa makhluk tersebut berjalan diatas kedua kakinya.

Kemudian untuk volume otaknya mencapai 900cc, sementara kera cuma 600cc.

Tidak cuma di Indonesia saja, melainkan fosil ini juga ditemui pada beberapa wilayah lainnya seperti:

  1. Asia yang disebut sebagai Pithecanthropus Pekinensis
  2. Afrika dikenal sebagai Australopithecus Africanus
  3. Eropa Barat dan Tengah dikenal dengan Piltdown & Heidelberg.

Berdasarkan dari hasil temuan di beberapa fosil, maka bisa disimpulkan beberapa ciri-ciri Pithecanthropus yakni sebagai berikut:

  • Memiliki tinggi badan sekitar 165 sampai 180 cm
  • Mempunyai volume otak yakni berkisar antara 750 cc sampai 1350 cc
  • Bentuk tubuh dan anggota badan tegap, namun tak setegap Megantropus
  • Alat pengunyah serta alat tengkuk sangat kuat
  • Memiliki bentuk geraham besar dengan rahang yang sangat kuat
  • Terdapat bentuk tonjolan kening tebal melintang pada dahi dari sisi ke sisi
  • Mempunyai bentuk hidung yang tebal
  • Bagian belakang kepala menonjol

Selain Pithecanthropus Erectus, ada juga beberapa spesies lain yang ditemukan seperti:

a. Pithecanthropus Mojokertoensis

Jenis manusia yang satu ini, ditemukan di tahun 1936 di desa Jetis oleh Weidenreich di sekitar Mojokerto.

Untuk fosilnya dinamakan sebagai Pithecanthropus robustus.

Akan tetapi untuk penyebutan lainnya disebut dengan Pithecanthropus Mojokertoensis.

b. Pithecanthropus Soloensis

Pada tahun 1931-1934 peneliti G.H.R. Von Koeningswald, Oppenorth, dan Ter Haar mengadakan penelitian di Lembah Sungai Bengawan Solo.

Penemuan pertama di Ngandong, Blora yaitu fosil dari Pithecanthropus Soloensis yang artinya manusia kera dari Solo.

Kemudian ditemukan pula jenis Pithecanthropus di Sangiran yang diperkirakan hidup di 900.000 hingga 200.000 tahun yang dan diperkirakan ada di Sumatera, Kalimantan, dan Tiongkok.

c. Pithecanthropus Robustus

Ini merupakan jenis pithecanthropus dengan memiliki rahang besar yang ditemukan pada tahun 1939 oleh Weidenreich dan Von Koenigswald melalui situs purbakala Sangiran Sragen (Jawa tengah).

Berdasarkan dari hasil temuan dan jenis-jenis diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Pithecanthropus ini merupakan jenis manusia prasejarah pendukung zaman Paleolitikum.

Sebab kebudayaannya yang lebih condong ke dalam hal berburu serta mengumpulkan makanan.

Hal tersebut didukung oleh adanya ciri fisik dan alat bantu pada kehidupannya.

2. Homo

homo-sapiens
historymycountry2007.blogspot.com

Untuk jenis manusia ini adalah cikal bakal manusia modern yang saat ini hidup di bumi dan sebagai manusia pendukung di zaman Paleolitikum.

Ada beberapa jenis, dan perkembangannya yakni disebut sebagai manusia cerdas (Homo Sapiens).

Dimana jenis manusia prasejarah ini mempunyai beberapa hal yang membedakan daripada jenis pithecanthropus, dan untuk tingkatannya pun lebih baik dibandingkan jenis Pithecanthropus erectus.

Sehingga boleh dikatakan bahwa Homo ini sebanding dengan manusia biasa.

Di pembahasan ini ada beberapa jenis Homo yang terdapat serta mendukung kebudayaan paleolitikum, diantaranya:

a. Homo Soloensis

Homo Soloensis yang berarti manusia dari solo dan fosilnya ditemukan di abad ke 19 oleh Ter Haar dan Oppernorth di wilayah Ngandong Bengawan Solo.

Fosil ini erat kaitannya dengan warga asli Australia yang saat ini Aborigin.

Dimana penemuannya berupa tengkorak dan diidentifikasi tidak lagi kera tapi sudah menjadi manusia.

Berikut ini adalah ciri-ciri dari Homo Soloensis:

  • Mempunyai volume otak 1000 cc hingga 1200 cc
  • Memiliki tinggi Badan 130 sampai 210 cm
  • Kening tidak menonjol
  • Berdiri dan berjalan tegak
  • Tulang rahang tidak terlalu kuat

b. Homo Wajakensis

Seperti namanya, jenis manusia jenis ini ditemukan di daerah Wajak.

Wajak merupakan daerah yang dekat Tulungagung (Jawa Timur) yakni sebagai tempat ditemukannya fosil ini.

Untuk penemu dari fosil ini adalah Dr. Eugene Dubois, dan diberi nama sebagai Homo Wajakensis.

Sehingga dari jenisnya bisa dikatakan sudah masuk ke dalam kategori homo sapiens.

c. Homo Sapiens

Dari semua jenis manusia prasejarah yang ditemukan, maka boleh dikatakan untuk jenis yang satu ini paling berkembang baik serta mendukung kebudayaan yang baru.

Sebab tidak lagi kebudayaan pada zaman paleolitikum, walaupun juga masih mendukung kebudayaan ini.

Homo Sapiens adalah nama yang mempunyai arti tersendiri, yaitu manusia cerdas.

Menurut hasil penelitian bahwa jenis ini adalah jenis kelanjutan dari Homo Wajakensis.

Akan tetapi mempunyai kebudayaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan manusia lainnya.

Oleh karena itu, berikut ini adalah beberapa ciri-ciri Homo Sapiens:

  • Memiliki volume otak sekitar 1000 cc hingga 1200 cc
  • Mempunyai tinggi badan 130 sampai 210 cm
  • Kening tidak menonjol ke depan
  • Berdiri dan berjalan tegak
  • Tulang rahang tidak terlalu kuat
  • Otot di tengkuk mengalami penyusutan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di sepanjang kali Bengawan Solo.

Para ahli menyimpulkan di era ini manusia jenis tersebut masih hidup dengan mengandalkan berburu dan mengumpulkan makanan.

Karena Bengawan Solo adalah sungai, sehingga banyak vegetasi dan hewan yang hidup serta tumbuh subur pada wilayah ini.

Maka dari hasil penggalian yang diperoleh yakni berupa peralatan kehidupan manusia di zaman paleolitikum.

Sehingga kemungkinan ciri-ciri kehidupan manusia pada masa ini adalah dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan (Food gathering).

Homo ini sendiri juga kerap kali disangkut pautkan dengan manusia, karena mereka mempunyai banyak kemiripan, terlepas dari kepintaran ataupun kecerdasannya.

3. Meganthropus

meganthropus paleojavanicus
cerdika.com

Dibandingkan jenis manusia lainnya, boleh dibilang ini adalah jenis manusia yang paling awal dari zaman paleolitikum.

Hal ini karena kehidupannya yang masih primitif dan memiliki tubuh yang berbeda daripada manusia ataupun manusia kera.

Untuk Meganthropus yang ditemukan adalah jenis Meganthropus palaeojavanicus yang berarti manusia besar dari Jawa.

Penemuan yang mengindikasikan nama ini didasari oleh temuan rahang atas dan bawah yang lebih besar dan kuat dibandingkan Pithecanthropus erectus.

Dimana ini ditemukan pada tahun 1936 oleh Von Koenigswald di daerah Sangiran.

Berdasarkan dari penelitian, makanan dari manusia prasejarah tersebut adalah tumbuh-tumbuhan, tanpa adanya proses pemasakan.

Hal ini dikemukakan sebab giginya yang kuat dan besar

Untuk jenis manusia ini sendiri hidup sekitar 1-2 juta tahun yang lalu. Hingga boleh disebut sebagai manusia purba yang terbesar, terkuat dan tertua di pulau Jawa.

Ada beberapa hal yang bisa disimpulkan mengenai manusia pendukung di masa paleolitikum ini.

Bahwa dari beberapa jenis penemuan yang ada dan telah dilakukan identifikasi.

Mengindikasikan pada beberapa fakta berikut ini:

  • Dari seluruh jenis manusia, mereka mempunyai ciri fisik yang berbeda-beda. Akan tetapi memiliki kehidupan yang hampir bersamaan yaitu hidup dengan berburu dan mencari / mengumpulkan makanannya.
  • Hidup selalu berpindah-pindah sebab keadaan alam atau makanan.
  • Terjadi di awal masa prasejarah, yaitu 600.000 tahun yang lalu / lebih awal.
  • Mereka hidup pada daerah dengan memiliki sumber makanan yang cukup, misalnya di belantaran sungai.
  • Untuk jenis manusia pendukung nya adalah seperti Homo Wajakensis, Pithecanthropus erectus, Homo Soloensis, dan Meganthropus.
  • Kehidupan masih sederhana.
  • Untuk alat peninggalannya masih terbuat dari bahan batu yang sederhana dan kasar dalam berburu.

Ciri-Ciri Zaman Paleolitikum

ciri ciri zaman paleolitikum
history.com

Pada zaman Paleolitikum ini dicirikan oleh kehidupan manusia purba ketika itu, diantaranya:

  • Hidup secara nomaden (berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya). Sehingga mereka tidak menetap di satu tempat saja. Manusia purba di masa ini bertempat tinggal di goa-goa atau padang rumput. Sedangkan lokasi yang dipilih seringkali berdekatan dengan sungai (sumber air).
  • Hidup secara berkelompok kecil. Hal ini untuk mempermudah mereka dalam melakukan perpindahan tempat tinggal dan bergerak untuk berburu atau mencari makanan.
  • Kehidupannya bergantung pada alam sekitarnya.
  • Peralatan yang dipakai sebagian terbuat dari batu, dengan memiliki bentuk dan wujud yang kasar.
  • Untuk bahasa yang dipakai dalam berkomunikasi masih sangat sederhana.

Perkembangan Teknologi Kebudayaan Zaman Paleolitikum

perkembangan teknologi kebudayaan zaman paleolitikum
wikimedia.org

Pastinya akan lebih cocok bila kita membahas terkait perkembangan teknologi di zaman paleolitikum ini.

Mengingat zaman ini dinamai sebagai paleolitikum, sebab dominasi dan perkembangan alat-alatnya yakni berbahan dasar batu sebagai teknologi.

Berikut ini adalah beberapa macam-macam kebudayaannya:

1. Alat Bantu Kehidupan

Untuk alat bantu kehidupan yang dipakai oleh manusia zaman ini yakni lebih didominasi oleh batu dan didukung oleh penggunaan kayu maupun tulang.

Perkembangan awal manusia paleolitik, yakni Australopithecus, merupakan pengguna pertama dari alat berbahan bebatuan tersebut.

Manusia ketika itu dapat memilih bahan baku dengan kualitas serta ukuran yang baik dalam memotong sesuatu.

Sehingga alat-alat berbahan batu kian terus berkembang sampai menjadi bentuk yang lebih kompleks dari masa ke masa.

Adapun contoh alat peninggalan dari zaman batu ini yaitu kapak tangan dan batu pemotong.

Selain digunakan untuk memotong, alat-alat berbahan batu tersebut juga dipakai untuk menggali, ritual, membuat jebakan, dan bertahan hidup dari serangan hewan buas.

2. Penggunaan Api

Kemudian untuk penggunaan api ini sendiri telah dimulai oleh Homo erectus dan Homo ergaster pada tahun 300 ribu sampai 1,5 juta tahun yang lalu.

Penggunaan api di zaman ini memang masih jarang dan baru sering dipakai ketika di zaman mesolitikum.

Dengan penggunaan api dapat mengurangi tingkat kematian dan mampu mengurangi serangan oleh predator.

Sedangkan untuk memasak makanan mereka menggunakan api.

Sementara pada manusia purba yang hidup di wilayah dingin, selain memasak mereka menggunakan api sebagai penghangat makanan yang beku.

3. Penggunaan Rakit

Ada yang berpendapat bahwa Homo erectus lah manusia purba yang menemukan rakit ini, yakni sekitar 840 ribu hingga 800 ribu tahun yang lalu.

Dengan adanya rakit ini mereka menggunakannya untuk menyeberangi perairan.

Contohnya di Indonesia, Homo erectus memakai rakit dan tiba di pulau Flores. Nah, di Flores inilah, Homo erectus berevolusi sebagai Homo floresiensis.

Selain manusia purba Homo erectus, manusia Neanderthal juga menggunakan rakit.

4. Proses Pembuatan Batu

Akan kurang lengkap rasanya jika kita membahas alat berbahan batu tanpa membahas tentang proses pembuatan alat-alatnya.

Manusia purba di jaman ini bisa membuat batu dengan menggunakan teknik prepared-core.

Dimana mereka terlebih dahulu menyiapkan inti batu, dan barulah memecahkan serpihan-serpihan dengan bantuan suatu alat.

Untuk prosesnya pun lumayan singkat serta dapat meningkatkan kualitas.

Melalui teknik ini juga mereka meruncingkan ujung batu, hingga berlanjut ke penemuan busur, panah dan tombak.

5. Harpun

Dengan menggunakan teknik prepared-core, manusia ketika itu menemukan harpun yang fungsinya adalah untuk mencari ikan.

Sehingga kelaparan pun berkurang dan pasokan makanan pun semakin bertambah.

Sedangkan untuk Homo Neanderthals sendiri melakukan perburuan rusa atau kuda liar dengan bantuan harpun.

Namun dalam hal berburu, mereka masih belum dapat melempar harpunnya.

Hanya saja bisa mengandalkan serangan dadakan serta serangan jarak dekat.

Kehidupan Sosial Zaman Paleolitikum

Tak hanya perkembangan teknologi saja, kehidupan sosial di zaman paleolitikum ini pun mengalami perkembangan.

Berikut ini adalah bagaimana perkembangan sosial zaman paleolitikum:

1. Tempat Tinggal

Homo erectus merupakan masyarakat pertama yang memperoleh sistem perkemahan pusat.

Dengan adanya sistem ini akan mendukung mereka dalam berburu dan mencari buah.

Untuk kehidupan mereka sendiri masih sangat nomadik. Ada kemungkinan sistem ini ditemukan sekitar 1,7 juta tahun yang lalu.

Kemudian di akhir masa paleolithikum, mereka meninggalkan gaya hidup nomadik (berpindah-pindah) dan mulai menetap, sebab sudah mengenal yang namanya teknologi agrikultur.

2. Pernikahan

Kalau mengenai pernikahan, para ilmuwan masih memperdebatkan apakah manusia purba lebih dominan monogami atau poligami.

Untuk teori monogami ini sendiri didukung oleh gaya hidup masyarakat australopithecine sebelum masuk ke era paleolithikum.

Sedangkan, untuk teori poligami ini sendiri didukung oleh gaya hidup Homo erectus.

3. Organisasi Masyarakat

Terkait peraturan, masyarakat dari awal masa paleolitikum sampai awal neolitikum masih belum kenal dengan sistem berorganisasi yang kompleks.

Hanya ada satu yang mempunyai sistem hirarki dan organisasi yang kompleks yakni di Sungir yang saat ini kita mengenalnya sebagai Rusia.

Kemudian Homo erectus di akhir zaman paleolitikum mulai hidup secara egaliter (persamaan derajat).

Mengenai kekerasan dan peperangan antar kelompok sangat jarang ditemui.

Lalu untuk ada atau tidaknya pemimpin formal inipun masih diperdebatkan.

Namun, dalam pengambilan keputusan masih lebih mengandalkan konsensus komunal.

4. Komunikasi Antar Kelompok

Manusia di zaman ini sudah mengenal yang namanya komunikasi antar kelompok / antar masyarakat. Kemudian perdagangan jarak jauh dengan kelompok lain pun sering mereka lakukan.

Sebab mereka memperdagangkan barang yang cukup langka.

Contohnya saja yaitu ochre yang biasanya dipakai saat upacara keagamaan (ritual) dan bahan baku.

Untuk perdagangan ini mulai mereka lakukan di tengah zaman paleolitik guna untuk bertahan hidup.

Selain dengan berdagang, mereka pun melakukan kerja sama dalam hal berburu.

Simak juga artikel terkait lainnya seperti:

Karya Seni Zaman Paleolitikum

karya seni paleolitikum
kastatic.org

Selain kehidupan sosial, manusia di zaman paleolitikum juga sudah mengenal yang namanya seni.

Untuk karya seni tiga dimensi adalah patung dan ukiran.

Contohnya yaitu Venus of Tan-Tan yang ditemukan di negara Maroko. Karya Venus of Tan-Tan ini merupakan ekspresi seni yang berbentuk manusia.

Sedangkan untuk karya seni dua dimensi yakni pola yang digambar pada tulang gajah yang ditemui di Bilzingsleben, Thuringia.

Sehingga karya seni dua dimensi mulai berkembang pada akhir zaman paleolitkum.

Adapun karya seni di era ini terbagi menjadi 2 yaitu:

  1. Karya seni figuratif (lukisan binatang di gua)
  2. Karya seni non figuratif (yang menggambar bentuk dan simbol).

Pada lukisan di gua ini yakni diterjemahkan oleh seorang ilmuwan bernama Abbe Breuil sebagai bentuk ilmu sihir dalam mensukseskan perburuan.

***

Demikianlah pembahasan kita kali ini mengenai zaman paleolitikum yang dapat Genemil sampaikan.

Perlu juga kita mengetahui kebudayaan di zaman paleolitikum, karena zaman ini merupakan salah satu dari 3 periode zaman batu yang sangat penting.

Cukup sekian dan terima kasih!

Leave a Comment