Home » Sejarah » Kebudayaan Kjokkenmoddinger | Pengertian, Sejarah, Ciri & Fungsinya

Kebudayaan Kjokkenmoddinger | Pengertian, Sejarah, Ciri & Fungsinya

Ketika belajar sejarah, kita di bangku sekolah tentunya sudah pernah mendengar istilah kebudayaan kjokkenmoddinger bukan?

Banyak yang mencari tentang kebudayaan Kjokkenmoddinger yang pernah ada di Indonesia ini.

Nah, seperti apakah kebudayaan ini sebenarnya?

Lalu, bagaimana dengan peninggalan Kebudayaan Kjokkenmoddinger yang ada di Indonesia?

Menjadi sebuah pertanyaan sederhana, apa sih yang dimaksud dengan Kjokkenmoddinger itu?

Kjokkenmoddinger ini terlihat bagai sebuah tulisan yang nggak lazim pada ejaan Bahasa Indonesia.

Sebenarnya darimana kata ‘Kjokkenmoddinger’ ini bermula, bahasa apakah ini?

Supaya memperjelas pengertian dan beberapa informasi penting seputar Kjokkenmoddinger, Anda bisa simak ulasan admin kali ini sampai tuntas.

Tentu saja ini bakal sangat membantu menambah wawasan Anda seputar kjokkenmoddinger di Indonesia.

Pengertian Kebudayaan Kjokkenmoddinger

Secara harfiah, istilah “Kjokkenmoddinger” berasal dari bahasa Denmark. Kjokken artinya dapur dan modding yang berarti sampah.

Bisa kita katakan bahwa pengertian kebudayaan kjokkenmoddinger (Midden) ini yaitu sebagai sampah dapur.

Kjokkenmoddinger adalah sekumpulan atau tumpukan sampah kerang yang sudah menggunung mencapai ketinggian 7 meter.

Dimana kebudayaan ini berasal dari periode Mesolitikum yang ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatera, atau lebih tepatnya dari Aceh hingga Medan.

Kebudayaan ini ditemukan oleh seorang tokoh bernama Dr. P. V. van Stein Callenfels di tahun 1925.

Dengan adanya penemuan tersebut menimbulkan pendapat bahwa manusia pada masa dulu lebih mengandalkan makanan hasil dari tangkapan kerang dan siput.

Van Stein juga tidak hanya meneliti Midden saja, melainkan menemukan beberapa benda peninggalan lainnya, diantaranya :

  • Batu penggilingan beserta pipisannya
  • kapak genggam
  • Dan pecahan-pecahan tengkorak beserta gigi.

Sejarah Midden

Pada awalnya Midden / Kjokkenmoddinger (sampah dapur) makanan manusia purba nggak hanya dipelajari begitu saja.

Melainkan pelopor penelitian mengenainya dilakukan oleh Japetus Steenstrup.

Seorang peneliti dan arkeolog dengan memakai istilah yang sama dalam menggambarkan tumpukan cangkang kerang.

Dimana sampah dapur ini sendiri dapat ditemui di berbagai tempat di seluruh dunia.

Di Indonesia saja, Midden dapat ditemui di pesisir pantai Sumatera Timur, yaitu di Medan dan pesisir laut Aceh.

Untuk lokasi situs purba tersebut sekarang berada cukup jauh dari bibir pantai, sebab letak pesisir yang telah berubah.

Di daerah itu, Ditemukannya Midden dengan bertumpuk-tumpuk yakni mencapai ketinggian 7 meter, sehingga diperkirakan ada pada zaman Mesolitikum.

Penemuan itu ditemukan pada tahun 1925, berkat seorang arkeolog bernama Dr. P. V. Van Stein Callenfels yang pada saat itu melakukan penelitian disana mengenai kehidupan manusia purba.

Selain Midden, Van Stein juga mendapati berbagai peralatan lainnya yang dipakai buat menunjang kehidupan manusia purba kala itu.

Salah satunya yaitu kapak genggam yang dipakai oleh manusia lokal.

Dimana ini bukanlah hal yang mengejutkan, karena beberapa kerang harus dibuka memakai kapak genggam.

Adapun fosil lain yang ditemukan yaitu :

  • Pipisan
  • Pecahan tengkorak
  • Hingga batu yang digunakan untuk menggiling.

Dengan adanya penemuan itu, bisa diketahui bahwa sebelumnya manusia purba telah mengkonsumsi makanan dari laut.

Berikut beberapa fosil makanan yang ditemukan pada Midden ini, diantaranya:

  • Ikan dan siput laut yang banyak ditemukan di pinggiran laut saat itu.
  • Kerang dengan cangkang yang lunak, sedang, hingga keras.
  • Sampah lainnya yang berasal dari tanaman,maupun hewan yang dikonsumsi selain makanan dari laut.

Untuk Midden yang ditemui kebanyakan mempunyai ketinggian yang bervariasi.

Dimana semakin tinggi tumpukannya, maka bisa dipastikan bahwa manusia purba tinggal di wilayah yang sama dalam kurun waktu yang lama.

Ciri-Ciri Kebudayaan Kjokkenmoddinger

Ciri-Ciri Kjokkenmoddinger
pxhere.com

Penemuan sampah dapur itu pada mulanya tidak dikaitkan dengan kehidupan manusia purba.

Melainkan lapisan tanah yang istimewa, yang kemungkinan sebelumnya adalah lautan.

Akan tetapi, setelah diteliti lagi lebih lanjut, tumpukan tersebut ternyata adalah sampah dapur manusia purba.

Dengan berisi cangkang kerang yang terbuat dari campur tangan manusia.

Umumnya cangkang kerang yang ditemukan tidak tercampur langsung oleh tanah maupun pasir yang ada di pesisir pantai.

sehingga kemudian membuat penelitian dilanjutkan ke tahap selanjutnya.

Ada beberapa ciri-ciri yang setelah itu digunakan untuk mengetahui apakah tumpukan tanah tersebut adalah dari kebudayaan kjokkenmoddinger atau bukan.

Ciri-ciri tersebut diantaranya :

  • Ditemukan pada masa Mesolitikum, yang kebanyakan isinya adalah sampah moluska.
  • Berlokasi di pesisir pantai, meski sekarang kebanyakan berada beberapa kilometer dari garis pantai sebab perubahan struktur tanah.
  • Telah memadat, lalu menyatu dengan tanah selama ratusan hingga ribuan tahun.

Pada umumnya, timbunan-timbunan sampah itu berasal dari zaman mesolitikum (zaman batu tengah), yang terdiri dari kerang dan moluska lainnya.

Seiring berjalannya waktu, kulit-kulit kerang tersebut memadat, lalu menyatu dengan tanah pada gundukan-gundukan besar yang disebut sebagai Midden (Kjokkenmoddinger).

Fungsi Midden

Selain sebagai tempat sampah dapur dari manusia purba yang hidup di pesisir pantai.

Midden ini bisa juga menjelaskan kehidupan serta budaya yang ada pada manusia purba kala itu.

Berikut ini beberapa fungsi dari kebudayaan kjokkenmoddinger (Midden) berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh arkeolog, diantaranya :

  • Sebagai tempat pembuangan akhir, artinya manusia purba sudah mencoba menetap di satu tempat selama periode tertentu.
  • Untuk tempat menyimpan benda yang bisa di daur ulang.
  • Sarana untuk melakukan ritual kuno.
  • Tempat memberi makan hewan dari sisa makanan yang sudah dikonsumsi manusia purba.

Dari fungsi diatas, peneliti dapat memperoleh gambaran terkait kehidupan awal manusia purba yang tinggal di wilayah pesisir.

Meski di Aceh ditemui Midden dengan ketinggian 7 meter, bukan berarti menjadi patokan dari skala ketinggian Midden di berbagai tempat lainnya.

Dimana sampah dapur ini juga ditemukan di seluruh dunia, tetapi dengan ketinggian dan karakteristik yang berbeda pula.

Hal itu tergantung pada kontur wilayah dan jumlah sampah dapur yang ditumpuk di suatu masa.

Meskipun begitu, kjokkenmoddinger juga mempunyai fungsi dalam meningkatkan nutrisi di dalam tanah.

Karena pada umumnya lokasi ditemukannya Midden mempunyai kandungan nitrogen yang tinggi, mangan dan kalsium.

Kemungkinan kandungan tersebut berasal dari cangkang kerang yang akhirnya meningkatkan alkalinitas terhadap tanah. Setidaknya, penguraiannya berlangsung selama 3.000 tahun sebelum menjadi fosil.

***

Gimana, sudah paham dong mengenai pembahasan Kebudayaan Kjokkenmoddinger diatas? Semoga bisa menambah wawasan Anda dalam mempelajari sejarah.

Jangan lupa juga ya! Share ke teman-teman kalian semua 😀

Leave a Comment