Home » Kesenian » Senjata Tradisional Kalimantan Tengah Suku Dayak Untuk Perang

Senjata Tradisional Kalimantan Tengah Suku Dayak Untuk Perang

Senjata Tradisional Kalimantan Tengah – Kalimantan Tengah salah satu provinsi yang terletak di Pulau Kalimantan dengan ibu kota Palangkaraya. Di provinsi ini cukup banyak tempat yang dijadikan destinasi wisata pilihan.

Salah satu daerah yang banyak sekali tempat menarik untuk dikunjungi yaitu museum Balanga yang berada di kota Palangkaraya atau di Jalan Tjilik Riwut, sekitar 2,5 km dari Bundaran Besar.

Kenapa sih tempat tersebut dijadikan sebagai destinasi wisata? Pasalnya, di tempat tersebut menyimpan banyak benda bersejarah , seperti senjata tradisional.

Jadi nggak heran jika banyak yang dikunjungi masyarakat untuk menambah wawasan mengenai peninggalan bersejarah. Bukan cuma tempat wisata yang alami dan menakjubkan saja yang ada, namun juga terdapat budayanya.

Dimana setiap suku tersebut memiliki kebiasaan, kepercayaan, rumah adat, pakaian tradisional, makanan khas hingga senjata tradisional dengan ciri khasnya sendiri.

Menariknya lagi, senjata tradisional yang ada di provinsi ini mempunyai nama yang sama dengan di Kalimantan lainnya. Meskipun sama, namun terdapat perbedaan yang membedakannya.

Macam – Macam Senjata Tradisional Kalimantan Tengah

Macam-Macam Senjata Tradisional Kalimantan Tengah
1001indonesia.net

Provinsi ini masih memiliki senjata tradisional yang masih eksis dan masih dilestarikan sampai sekarang. Adapun beberapa jenis senjata tradisional yang dimiliki Kalimantan Tengah, antara lain yaitu:

1. Senjata Tradisional Duhung Kalimantan Tengah

Senjata Tradisional Duhung Kalimantan Tengah
idntimes.com

Duhung adalah salah satu senjata tradisional Kalimantan Tengah yang diduduki oleh Suku Dayak. Senjata ini juga menjadi senjata tradisional yang dimiliki oleh Kalimantan Timur, namun di Kalimantan Timur dinamakan Dohong.

Duhung terkenal sebagai senjata tertua yang dimiliki Suku Dayak. Dulu, senjata ini hanya dimiliki oleh raja-raja atau leluhur orang Dayak seperti Raja Sangen, Raja Bunu, Raja Sangiang dan raja lainnya.

Banyak masyarakat suku Dayak yang percaya bahwa sebelum manusia ada di dunia, senjata ini telah diciptakan oleh leluhur di kayangan. Cuma tiga orang yang saat itu mempunyai senjata ini, yakni Raja Sangen, Raja Sangiang dan Raja Bunu.

Banyak legenda yang menceritakan ketiga raja tersebut memiliki Duhung dengan bentuk yang berbeda-beda. Pada Raja Sangen mempunyai senjata duhung yang dibuat dari besi yang mengapung.

Kemudian Raja Bunu mempunyai Duhung yang terbuat dari besi yang tidak mengapung. Dari kepemilikan senjata tersebut, Raja Bunu percaya sebagai manusia yang bernyawa dan dapat mati.

Tak hanya itu saja, ia juga dipercaya sebagai leluhur dan nenek moyang suku Dayak. Untuk ukuran senjata ini sekitar 50 sampai 75 cm dan dua bagian sisi matanya sangat tajam.

Dimana mirip seperti tombak namun berbeda. Biasanya senjata ini sering digunakan masyarakat sebagai alat berburu maupun bercocok tanam pada zaman dulu.

Dengan berkembangnya waktu, senjata ini pun sudah dialihkan fungsi sebagai benda pusaka. Untuk itu masyarakat Dayak menyelipkannya di depan pinggang.

Menariknya, tetua Suku Dayak pun percaya bahwa senjata ini harus diselesaikan dalam hitungan ganjil sehingga segala hal yang digenapkan oleh Maha Kuasa nggak bisa diselesaikan.

2. Sumpit (Sipet)

Sumpit (Sipet)
infopublik.id

Senjata tradisional yang berasal dari Kalimantan Tengah selanjutnya yaitu Sumpit. Namun kebanyakan masyarakat setempat menyebutnya dengan nama sipet.

Sumpit tersebut yaitu senjata tradisional yang sering dipakai masyarakat untuk berburu, perang terbuka dan sebagai senjata gerilya. Untuk menggunakannya pun cukup mudah caranya dengan di tiup.

Sehingga kekuatan dari nafas penyumpit tersebut sangat menentukan seberapa jauh jarak dari anak sumpit yang mengenai sasarannya.

Kelebihannya, senjata ini dapat digunakan juga sebagai senjata jarak jauh, bahkan senjata ini pun nggak bisa merusak alam sebab terbuat dari bahan yang alami. Senjata ini memiliki ketepatan atau akurasi tembakan hingga mencapai 200 m.

Bahan yang digunakan untuk pembuatannya yaitu dari tabung bambu atau kayu, dengan ukuran panjangnya sekitar 1 sampai 3 m. Nantinya senjata ini akan di lengkapi dengan anak sumpit yang berbentuk bulat dan diameter sekitar 1 cm.

Dimana anak sumpit tersebut disebut juga dengan damek. Biasanya dibuat dari bambu yang salah satu ujungnya memiliki bentuk yang hampir sama dengan jarum dan bisa juga dibuat dari kayu bermassa ringan maupun kayu palawi.

Hal tersebut dilakukan berfungsi supaya anak sumpit tersebut bisa melaju dengan lurus dana menjadi penyeimbang ketika terlepas dari buluh. Sedangkan di bagian ujungnya runcing dan diberikan racun yang mematikan untuk binatang buruan.

Racun tersebut dibuat dari bahan getah tumbuh-tumbuhan hutan yang sampai sekarang belum ditemukan penawar dari racunnya. Pada umumnya, di bagian pangkal senjata ini terlihat lebih besar, fungsinya sebagai tempat masuknya anak sumpit.

Nantinya buluh sumpit dan anak sumpit tersebut akan saling ketergantungan atau saling mendukung. Walaupun buluh yang dipakai bagus, namun anak sumpit yang dibuat sembarangan maka hasilnya akan kurang memuaskan.

Nah begitu pun sebaliknya. Ukuran panjang dari senjata ini harus disesuaikan dengan tinggi badan dari orang yang menggunakannya, tujuannya agar dapat mencapai sasaran yang tepat.

Yuk baca: Senjata Tradisional Bengkulu

3. Senjata Tradisional Sarukng (Kumpang)

Senjata Tradisional Sarukng (Kumpang)
milenialjoss.com

Senjata ini berfungsi untuk melindungi bilah dan memudahkannya saat dibawa.

Bahan yang digunakan untuk membuatnya yaitu dari anyaman rotan atau yang disebut dengan Pusat Belanak atau Tempuser Undang.

Bagian umumnya terbuat dari kayu yang dilengkapi dengan berbagai jenis hiasan maupun ukiran. Masyarakat Dayak Kalimantan percaya bahwa senjata ini sangat sakral, sehingga sering digunakan untuk berbagai upacara adat.

Karena dianggap memiliki karakter yang harmonis antara masyarakat Dayak dan lingkungan alam, maka dari situlah asal-usul kekuatan magis muncul. Secara umum, masyarakat Indonesia menamakan senjata ini dengan sebutan Mandau.

Namun bagi masyarakat Dayak, penyebutannya bisa bermacam-macam, misalnya seperti:

  • Dongt, sebutan mandau bagi suku Dayak Tanjung.
  • Ekeq, sebutan mandau bagi suku Dayak Benuaq.
  • Edog atau Baliuu, sebutan mandau bagi suku Dayak Bahau.
  • Loboq, sebutan mandau bagi suku Dayak Tunjung dan Benuaq.

4. Mandau 

Mandau
blogspot.com

Mandau merupakan salah satu senjata tradisional suku Dayak khas Kalimantan Tengah. Senjata ini mirip seperti parang, namun dihias dengan ukiran yang bagian bilahnya nggak tajam.

Kata Mandau berasal dari kata “Man” artinya suku di China bagian selatan dan “dao” artinya golok dalam bahasa China.

Dalam kehidupan masyarakat suku Dayak di Kalimantan, senjata ini dulunya sering digunakan masyarakat untuk menenangkan dan pengayauan (pemenggalan kepala musuh).

Seiring berkembangnya zaman, sekarang senjata ini digunakan pada ritual-ritual adat dan sebagai hiasan

Nah itulah 4 jenis senjata tradisional khas Kalimantan Tengah yang masing-masing memiliki fungsi dan keunikannya sendiri. Jika dilihat, senjata tradisional di Kalimantan memang mirip. Hal tersebut dikarenakan dari suku mayoritasnya yaitu suku Dayak.

Meskipun sama, namun terdapat perbedaan khas yang membedakan satu sama lain. Dengan begitu kita sebagai generasi harus menjaga dan menyimpan berbagai senjata yang ada di Indonesia, sehingga tidak hilang begitu saja. Terima kasih atas kunjungan Anda.

Leave a Comment